Jakarta (Antaranews Kalbar) - Peristiwa kosmik yang terakhir terlihat 36 tahun lalu yang disebut dengan "super blood blue moon" atau bulan birum merah darah super, akan terlihat pada 31 Januari nanti di bagian barat Amerika Utara, Asia, Timur Tengah, Rusia dan Australia.

"Kita sudah sering menyaksikan supermoon dan kita sudah pernah mengalami gerhana matahari, tetapi adalah langka terjadi juga pada bulan biru," kata Jason Aufdenberg, profesor fisika dan astronomi pada Universitas Aeronotika Embry-Riddle kampus Daytona Beach, Florida.

"Semua dari ketiga siklus yang sejajar inilah yang membuatnya tidak biasa," kata dia seraya menyebut hal ini ajaib seperti dikutip AFP.

Menurut majalah Sky and Telescope, "terakhir kali gerhana bulan total tercipta di bulan pernama kedua dalam satu bulan adalah pada 30 Desember 1982, paling tidak tercatat pada waktu setempat di Eropa, Afrika dan Asia bagian barat, yang merupakan lokasi-lokasi di mana peristiwa itu terlihat."

Peristiwa itu juga terjadi pada lintasan orbit bulan yang menciptakan supermoon ekstra terang.

Aufdenberg, berdasarkan kalkulasinya, mengatakan bahwa terakhir kali supermoon, bulan biru dan gerhana bulan total bersamaan terlihat dari Amerika Serikat timur adalah pada 31 Mei 1844.

Menurut Sky and Telescope, terakhir kali gerhana bulan total bulan biru terlihat dari Amerika Utara adalah pada 31 Maret 1866.

"Tetapi pada tanggal itu bulan di dekat puncaknya, ini adalah titik paling jauh dari Bumi," lapor majalah itu.

Gerhana bulan ketika supermoon tercipta sudah biasa terjadi. Terakhir kali terlihat pada September 2015. Gerhana bulan terjadi paling sedikit dua kali dalam satu tahun. Supermoon bisa terjadi empat sampai enam kali dalam satu tahun.

Gerhana supermoon berikutnya yang bisa terlihat di seluruh Amerika Serikat akan terjadi pada 21 Januari 2019, kendati ini bukan bulan biru.

Pewarta: -

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018