Pontianak (Antaranews Kalbar) - Keluarga korban kecelakaan di Desa Pundu, Kecamatan Hulu, Kotawaringin Timur (Sampit), Kalimantan Tengah, yang kesemuanya asal Kalimantan Barat, mengikhlaskan jenazah anggota keluarganya yang meninggal dalam peristiwa naas itu dimakamkan di tempat kejadian.

"Ini sesuai amanah almarhum, jika terjadi musibah dan meninggal di perjalanan, maka jenazah dimakamkan di daerah tempat kejadian," kata Malik, adik dari Ustadz Hamzah (41), salah satu korban tewas peristiwa kecelakaan saat dihubungi di Pontianak, Sabtu.

Keluarga besar almarhum Ustadz Hamzah tinggal di Sungai Pinyuh. Ustadz Hamzah ikut dalam rombongan asal Kalimantan Barat yang akan menghadiri ijtima atau pertemuan tahunan Jamaah Tabligh bertempat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Menurut Malik, kakaknya yang merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara, merupakan alumni Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Almarhum belajar di pesantren itu selama empat tahun. "Sejak SMA almarhum sudah kesana (pesantren). Juga pernah di pesantren Tambak Beras, masih di Jombang," katanya.

Ustadz Hamzah selama ini dikenal keluarga tidak memiliki riwayat penyakit. "Berangkat dalam keadaan sehat, tak ada sakit," katanya lagi.

Ustadz Hamzah, tujuh bersaudara. Ia anak kelima, sementara Malik merupakan anak keenam. Hamzah lahir tahun 1977 dan Malik lahir tahun 1979. "Saya adik langsung, usia kami beda dua tahun," katanya.

Saat ini, jenazah sudah dimakamkan oleh teman-temannya yang ikut dalam rombongan tersebut yang dalam keadaan selamat. "Jadi kami serahkan kepada teman-teman disana untuk mengurus jenazah kakak saya," katanya menjelaskan.

Mulyono Ali, abang kandung korban mengaku menerima informasi tersebut sekitar pukul 09.00 WIB. "Kami sekeluarga sudah ikhlas, mamak juga sudah terima," ujar Mulyono.

Ustadz Tacha, salah satu rekan almarhum Ustadz Hamzah mengatakan saat ini mereka masih mengumpulkan informasi mengenai musibah yang menimpa korban dari jamaah Tabligh tersebut.

Ustadz Tacha sendiri, saat dihubungi masih dalam perjalanan menuju Jawai, Kabupaten Sambas guna menghadiri Tabligh Akbar Syekh Ali Jaber.

Sebelumnya diberitakan, jenazah 11 warga Pontianak, Kalimantan Barat, korban kecelakaan lalu lintas di Jalan Tjilik Riwut km 32 akan dimakamkan di Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng.

"Tadi sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga, seluruh korban rencananya akan dimakamkan di Desa Pundu. Saat ini sedang dipersiapkan," kata Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Muchtar Supiandi Siregar di lokasi kejadian di Desa Pundu.

Sekitar pukul 06.00 WIB, terjadi tabrakan di Jalan Tjilik Riwut km 32 Desa Pundu antara sebuah dumptruk pengangkut semen dengan mobil pikap bermuatan 14 penumpang. Informasinya, rombongan tersebut merupakan jemaah pengajian dari Pontianak Kalimantan Barat yang hendak menghadiri sebuah tabligh akbar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Mobil pick up dengan nomor polisi KB 8629 berasal dari Pontianak menuju arah Palangka Raya dengan muatan 14 penumpang, sedangkan mobil dump truk bermuatan semen dengan nomor polisi DA1983 TN yang dikemudikan Ahmad Rudianur warga Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur, melaju menuju arah Sampit.

Kerasnya tabrakan membuat mobil langsung terbakar dan menyebabkan korban meninggal di tempat kejadian. Sebagian besar korban meninggal akibat terbakar dan luka-luka.

"Mobil pick up itu dinaiki 14 orang. Korban meninggal 11 orang dan tiga lainnya dirujuk ke rumah sakit di Kabupaten Katingan," ujar Muchtar menegaskan jumlah korban.

Data diperoleh, 11 korban meninggal yaitu Al Huda (30), Iyus (28), Marwan (40), Aulia (25), Jono (55), Agus (50), Hamzah (41), Iwan (35), Mukmin (40), Agus (35) dan Mr X alias sopir pikap yang belum diketahui identitasnya. Sedangkan tiga korban yang dirujuk ke rumah sakit Kasongan Kabupaten Katingan adalah Dedi Mulyadi (45), Hanafi (30) dan Lukman (26).







(T.N005/T011)

Pewarta: Nurul Hayat

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018