Jakarta (Antaranews Kalbar) - PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat memperoleh tambahan pasokan dari pembangkit listrik tenaga biomassa milik PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari sebesar 10 MW.

Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan Machnizon dalam rilisnya di Jakarta, Rabu, mengatakan, pembangkit biomassa di Wajok Hulu, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, yang dibangun sejak Desember 2016 itu telah resmi beroperasi pada Selasa (27/2).

"Pembangkit milik swasta (independent power producer/IPP) ini memasok listrik sebesar 10 MW atau 74 juta kWh per tahun ke sistem kelistrikan Khatulistiwa," katanya.

Ia mengatakan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) menjadi salah satu prioritas PLN menggantikan pembangkit berbahan bakar minyak.

"Saat ini di wilayah Kalimantan Barat, persentase pembangkit minyak masih sebesar 44 persen," katanya.

Menurut dia, selain melistriki daerah-daerah yang belum mendapatkan energi listrik, PLN juga mengupayakan tarif yang terjangkau sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Salah satu langkahnya dengan bekerja sama pengembang EBT," katanya.

Machnizon menambahkan dengan beroperasinya pembangkit biomassa, maka biaya pokok penyediaan (BPP) energi listrik di Kalimantan Barat akan turun.

"Kami sangat mendukung para pengembang untuk membangun pembangkit listrik dengan 'green energy' seperti ini," ujarnya.

Pemerintah melalui PLN, lanjutnya, terus berkomitmen mengejar target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan potensi sumber energi terbarukan di Kalimantan terutama biomassa cukup besar.

"Dengan luasnya lahan perkebunan sawit, cangkang sawit menjadi sumber energi ramah lingkungan dengan harga murah dan berkelanjutan," katanya yang juga Komisaris PLN tersebut.

Pembangkit biomassa ini menggunakan bahan bakar dari energi baru terbarukan berupa cangkang sawit, sekam padi, tongkol jagung, ampas tebu, serbuk kayu dan limbah pertanian lainnya.

Harga material tersebut berkisar Rp600/kg dengan perkiraan kebutuhan sebanyak 98.400 ton bahan bakar per tahun.

Untuk mengamankan pasokan bahan bakar tersebut, PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari menjalin kerja sama dengan pengusaha perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat.

Ke depannya, akan dijalin kerja sama dengan pihak pemilik lahan untuk membuat koperasi demi meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.

General Manager PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari Panahatan mengatakan investasi pembangkit biomassa tersebut mencapai lebih dari 21 juta dolar AS.

"Dari total kapasitas terpasang 1x15 MW, kami dan PLN sudah sepakat untuk menyalurkan sebesar 10 MW terlebih dahulu sesuai perjanjian jual beli yang sudah ditandatangani pada 2016 lalu," ujarnya.

Machnizon menambahkan PLN telah menyiapkan jaringan untuk menyalurkan listrik dari pembangkit biomassa ke sistem Khatulistiwa.

"Kami sudah membangun jaringan listrik tegangan menengah (JTM) 20 kV sepanjang 5,65 km sirkuit (kms) menuju titik interkoneksi di Gardu Induk (GI) Siantan," katanya.

Pewarta: Kelik Dewanto

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018