Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Bidang Penataan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup Singkawang, Nursahid mengatakan, sekitar 1000 hektare lahan mengalami degradasi dan kerusakan karena aktifitas pertambangan liar di Kota Singkawang.

"Ada sekitar 1000 hektare lahan yang mengalami degradasi dan kerusakan akibat pertambangan liar di Kota Singkawang," katanya, di Singkawang, Jumat.

Kerusakan lingkungan ini, katanya, terjadi akibat pertambangan ilegal skala kecil, namun cukup masif dari segi jumlah sehingga berdasarkan perhitungan, pihaknya mengdata lahan yang mengalami kerusakan jumlahnya mencapai 1000-an hektare.

Selain itu, berdasarkan informasi dari masyarakat dan pantauan lapangan, seringkali ditemukan adanya aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang berlangsung di sejumlah titik dan kucing-kucingan dengan aparat.

Dimana pertambangan liar seperti tanah, batu dan pasir sudah tersebar di empat kecamatan antara lain, Singkawang Tengah, Timur, Utara dan Selatan.

"Jadi kerusakan itu akibat tambang emas ilegal di beberapa titik, seperti aduan dari masyarakat yang masuk pada kami," ujarnya.

Dia mengatakan, pertambangan ilegal yang marak seperti tanah, batu dan pasir, prosedur perizinan pertambangannya ada pada provinsi. Sejauh ini, baru satu titik yang telah mendapatkan izin, yakni di wilayah Sanggau Kulor.

"Yang sudah mendapatkan izin pertambangan dari Provinsi yakni galian Batu yang berada di Sanggau Kulor. Pengurusan izin itu langsung di Provinsi, Karena pertambangan ilegal ini banyak skala kecil namun tersebar dimana-mana," katanya.

Untuk lahan yang sudah rusak, katanya, solusi yang bisa dilakukan yakni berupa reklamasi untuk menunjang perbaikan atau penanaman pohon kembali.

"Namun akan lebih baik dilakukan pencegahan, agar kerusakan tidak semakin luas, namun di sisi lain dikatakan material pertambangan ini digunakan untuk pembangunan," ujarnya.

Pihaknya cukup banyak mendapat laporan terkait titik-titik kerusakan lahan akibat pertambangan ilegal ini.

"Ini menandakan semakin aktif dan pedulinya masyarakat terhadap kelestarian lingkungan," tuturnya.

 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018