Putussibau  (Antaranews Kalbar) - The Deutsche Gesellschaft for Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) menggandeng Pemkab Kapuas Hulu, Kalbar dalam mengembangkan perkebunan karet alam yang berkelanjutan di kabupaten itu.

"Tentu kerja sama itu merupakan angin segar bagi masyarakat Kapuas Hulu yang selama ini mengeluhkan kondisi harga karet yang anjlok," kata Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir, saat launching Project karet Alam berkelanjutan di Aula Kantor Bupati Kapuas Hulu, Putussibau, Selasa.

Hanya saja, kata Nasir, masyarakat Kapuas Hulu mesti diberikan pembinaan agar menghasilkan karet yang berkualitas.

Menurut Nasir, percuma jumlah produksi karet banyak jika tidak berkualitas, sebab itu mempengaruhi harga.

Continental International, Gonzalez yang mewakili perusahaan pabrik ban mengatakan pihaknya serius untuk memastikan masyarakat terkait keuntungan kerja sama tersebut.

Bahkan, Gonzalez menjanjikan insentif bagi petani karet yang dapat melaksanakan kerja sama itu.

"Kami belum bisa memastikan harga karet, karena proyek itu belum mulai, saat ini masih tahap persiapan, kerja sama itu akan dimulai pada Tahun 2019," kata Continental International, Gonzalez yang mewakili dari perusahaan pabrik ban.

Sementara itu, Direktur Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan, Dedi Junaidi mengatakan pemerintah menyambut baik inisiasi proyek tersebut.

Ia berharap agar kesejahteraan petani karet di Kapuas Hulu dapat ditingkatkan.

Dijelaskan Dedi, nilai ekspor karet nasional mencapai Rp75 triliun pada Tahun 2017.

Meskipun demikian, Dedi berpesan agar produktivitas karet di Kapuas Hulu ditingkatkan, karena saat ini hanya mencapai 300 kg/hektare.

"Seharusnya secara nasional produktivitas karet mencapai dua ton/hektar, jika itu tercapai di Kapuas Hulu maka bisa mencapai Rp85 miliar," kata Dedi.LEMBAGA

Ditekankan Dedi, yang paling penting yaitu pengelolaan kebun karet di Kapuas Hulu harus terintegritas dan berkelanjutan sehingga dapat bersaing dengan karet Thailand.

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018