Pontianak (Antaranews Kalbar) - Aliansi Jurnalis Independen kembali melakukan kerja sama dengan Google News Initiative dan Internews untuk memberikan pelatihan pendeteksian berita hoaks.

"Pelatihan ini menjadi sangat penting bagi jurnalis, karena sebagai ujung tombak informasi bagi masyarakat, seorang jurnalis harus bisa memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya masyarakat," kata Ketua AJI Pontianak, Dian Lestari di Pontianak, Minggu.

Dia menjelaskan, AJI Pontianak meminta jadwal pelatihan khusus untuk jurnalis dalam mengantisipasi berita hoaks dari AJI pusat, mengingat Kalbar merupakan daerah rawan konflik pilkada, sehingga dengan adanya pelatihan itu diharapkan para jurnalis bisa mengambil perannya dalam penanggulangan berita hoaks yang beredar ditengah masyarakat.

"Sebenarnya jadwal pelatihan ini akan dilakukan usai pilkada nanti. Namun, kita mendesak AJI pusat untuk menggelarnya sebelum pilkada, karena kita ingin berperan dalam mengantisipasi peredaran berita hoaks menjelang pilkada," tuturnya.

Alasan tersebut cukup masuk akal, karena kata Dian, berdasarkan data dari bidang Cyber Crime Polda Kalbar, dari medio Januari hingga April tahun ini saja, berita hoaks meningkat menjadi 300 persen.

"Untuk itu, kita harapkan dari pelatihan ini, teman-teman jurnalis yang ada di Kalbar bisa membantu penanggulangan berita hoaks di tengah masyarakat. Paling tidak kita bisa membantu meluruskan berita yang salah, agar masyarakat tidak salah kaprah," kata Dian.

Sementara itu, pemateri Google Initiative, Ari Wibowo mengatakan, cukup banyak tols yang ada, baik disediakan oleh google maupun aplikasi lain yang bisa digunakan oleh jurnalis untuk mengetahui keaslian informasi dan foto atau video yang beredar di media sosial atau internet.

"Makanya, kita banyak melakukan praktik, agar kawan-kawan jurnalis terbiasa menggunakan tools-tools tersebut untuk pembuatan berita yang lebih baik," tuturnya.

Salah satu peserta Google News Initiative Training Network, Dina mengatakan, dirinya mendapatkan banyak informasi baru dari pelatihan itu, khususnya dalam mengecek keakuratan sumber berita, foto dan video yang terindikasi hoaks.

"Kami menjadi tahu bagaimana membedakan antara informasi hoaks atau tidak, dimana ini tentu menjadi modal bagi kami dalam membuat pemberitaan yang lebih baik," kata Dina.


 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018