Yogyakarta (Antaranews Kalbar) - Bupati Kayong Utara Hildi Hamid berharap studi pembelajaran yang diikuti oleh 43 desa ke Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo dapat membuka wawasannya untuk mencontoh dan mengembangkan potensi desa masing-masing.
    "Ini bisa dijadikan motivasi kita untuk mendapatkan Pendapatan Asli Desa (PAD), salah satunya dengan mengembangkan Bumdes sesuai potensi desa masing - masing," kata Hildi Hamid dalam sambutannya saat mengunjungi Desa Ponggok, Jumat siang.
    Bupati yang telah dua periode menjabat ini mengaku terkesima dengan pengembangan potensi desa yang dilakukan oleh desa yang seringkali mendapatkan penghargaan baik tingkat kabupaten maupun tingkat nasional. PAD di desa yang terletak di Kabupaten Klaten tersebut mencapai miliaran rupiah.
    "Bayangkan dengan PAD nya sendiri bisa membiayai BPJS semua warganya, membangun rumah tidak layak huni di desanya. Jadi harapan saya, desa di Kayong Utara bisa seperti itu memberikan beasiswa kepada anak - anak di desanya, menanggung BPJS warganya dan kegiatan lainnya," kata Hildi dihadapan kepala desa beserta perangkat desa se-Kayong Utara yang ikut dalam studi pembelajaran tersebut.
    Diakui Hildi yang juga Ketua PWNU Kalbar ini, permasalahan di desa yang ada di Kayong Utara dikarenakan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga pengelolaan penyelenggaraan pemerintah desa belum dikelola dengan baik.
    "Makanya kita beasiswakan anak - anak di Kayong Utara lebih dari 1.000 orang, agar ada regenerasi kedepannya di pemerintahan desa," harap Hildi Hamid.
    Kepala Desa Ponggok Junaedi Mulyono dalam pemaparannya mengatakan, permasalahan yang utama terjadi di setiap desa umumnya yang ada di Indonesia dikarenakan kurangnya perencanaan yang baik oleh kepala desa yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).
    Sehingga yang terjadi menurutnya RPJMDes hanya dijadikan formalitas belaka sebagai syarat pencairan dana transfer di desa.
   "Ini harus kita akui, jadi kepala desa seharusnya, berani bermimpi, memiliki visi dan misi yang jelas dan terukur yang dituangkan dalam RPJMDes yang dibuat kepala desa saat pertama kali dalam menjabat," jelasnya.
    Diceritakannya, saat dirinya menjabat pertama kali pada tahun 2006 sebagai Kepala Desa Ponggok, pendapatan dari transfer desa mereka hanya Rp70 juta lebih.
    Namun berkat mimpi- mimpi yang direncanakan dengan baik desa yang ia pimpin saat ini telah menjadi desa percontohan di Indonesia yang menghasilkan PAD hingga miliaran rupiah.
    "Saat ini Desa Ponggok menjadi tempat tujuan wisata dengan jumlah kunjungan 40 ribu setiap bulannya. Sehingga pendapatan wisata kami rata-rata Rp500 juta perbulan,"jelasnya.


Baca juga: Kades berharap Hildi Hamid jadi anggota DPR

Pewarta: Rizal

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018