Sanggau (Antaranews Kalbar) - Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot memimpin prosesi rangkaian peringatan hari berkabung daerah Provinsi Kalbar Tahun 2018, pada Rabu (4/7).
Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan apel bersama di halaman Kantor Bupati Sanggau dan dilanjutkan dengan ziarah ke makam pahlawan Patriot Bangsa, untuk melakukan prosesi tabur bunga.
Hadir dalam kesempatan itu, Kapolres Sanggau AKBP Rachmat Kurniawan, SH, S IK, MH, Dandim Sanggau Letkol Inf.Herry Purwanto, S Sos, Kepala BNN Sanggau AKBP Ngatya, SH,MH, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sanggau H Roni Fauzan, SE, M Si, Asisten Administrasi Umum Setda Sanggau H Joni Irwanto, S IP, M Si, para Kepala OPD Sanggau, anggota TP-PKK/DWP/GOW Sanggau, anggota Bhayangkari Sanggau, Persit Kodim 1204 serta ASN di lingkungan Pemkab Sanggau.
Peringatan hari berkabung daerah kali ini mengusung tema "Meraih jati diri sebagai bangsa yang maju dan mandiri adalah cerminan sikap dan perilaku pahlawan sejati".
Wakil Bupati Sanggau Drs Yohanes Ontot M Si mengatakan, dengan memperingati hari berkabung daerah kita secara otomatis lestarikan semangat kejuangan bangsa untuk tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Peringatan hari berkabung daerah merupakan amanah dan konsekuensi dari ditetapkannya Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalbar Nomor 5 Tahun 2017 tentang peristiwa Mandor sebagai hari berkabung daerah dan makam juang Mandor sebagai monumen daerah Kalbar. Maka dengan ditetapkannya Perda tersebut menunjukan Pemprov Kalbar menaruh perhatian secara serius terhadap peristiwa ini, sekaligus sebagai salah satu cara menghargai jasa para pejuang dan rakyat Kalbar yang gugur sebagai suhada dalam melawan pendudukan atau fasisme tentara Jepang di bumi Kalbar," ujar Ontot.
Untuk itu kata Ontot, peringatan hari berkabung daerah ini merupakan kegiatan rutin yang sering dilakukan setiap tahunnya dan biasanya dilaksanakan secara terpusat di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak untuk tingkat Provinsi Kalbar.
Sedangkan untuk peringatan di tingkat kabupaten dilaksanakan oleh masing-masing daerah, termasuk di kalangan BUMN,BUMD dan lembaga pendidikan sesuai dengan peraturan Gubernur Nomor 60 Tahun 2013. "Diharapkan, peringatan hari berkabung daerah ini, tidak hanya sekedar seremonial atau hanya sekedar pemenuhan formalitas saja. Namun hendaknya melalui peringatan ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan bagi diri kita masing-masing untuk menghargai, motivasi dan inspirasi bagi kita agar berubah untuk lebih maju guna mewujudkan masyarakat Kalbar yang beriman, sehat, cerdas, berbudaya dan sejahtera," ungkap dia.
Ditambahkan Ontot, mengingat masa lalu, dimana pada masa penjajahan Jepang tersebut, Provinsi Kalbar telah mengalami kehilangan satu generasi. Beberapa data yang terangkum dari berbagai sumber bahwa jumlah korban akibat keganasan yang dilakukan oleh tentara Jepang mencapai lebih kurang 21.037 jiwa, sungguh suatu angka yang fantastis.
"Korban yang telah jatuh demi tegaknya Republik Indonesia begitu banyak dan janganlah sampai sia-sia, oleh karena itu saya ingin tekankan kepada penerus pembangunan Kalbar utamanya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sanggau akan hal-hal sebagai berikut," ujar Ontot.
Pertama, sejarah pembunuhan massal yang terjadi di Mandor merupakan sejarah perjuangan orang-orang tua dan saudara kita yang berjuang untuk menghapus penjajahan dari tanah Kalbar demi tegaknya NKRI.
Kedua, saudara peserta upacara yang notabene adalah generasi penerus pembangunan hendaknya dapat memetik pelajaran terhadap peristiwa Mandor ini sebagai landasan mental yang kokoh dan kuat dalam menghadapi masalah yang membahayakan eksistensi Republik ini.
Ketiga, jika dulu perjuangan yang dilakukan para pendahulu adalah dalam rangka merebut kemerdekaan dan menikmati hasil perjuangan, maka berkewajiban kita adalah untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan apel bersama di halaman Kantor Bupati Sanggau dan dilanjutkan dengan ziarah ke makam pahlawan Patriot Bangsa, untuk melakukan prosesi tabur bunga.
Hadir dalam kesempatan itu, Kapolres Sanggau AKBP Rachmat Kurniawan, SH, S IK, MH, Dandim Sanggau Letkol Inf.Herry Purwanto, S Sos, Kepala BNN Sanggau AKBP Ngatya, SH,MH, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sanggau H Roni Fauzan, SE, M Si, Asisten Administrasi Umum Setda Sanggau H Joni Irwanto, S IP, M Si, para Kepala OPD Sanggau, anggota TP-PKK/DWP/GOW Sanggau, anggota Bhayangkari Sanggau, Persit Kodim 1204 serta ASN di lingkungan Pemkab Sanggau.
Peringatan hari berkabung daerah kali ini mengusung tema "Meraih jati diri sebagai bangsa yang maju dan mandiri adalah cerminan sikap dan perilaku pahlawan sejati".
Wakil Bupati Sanggau Drs Yohanes Ontot M Si mengatakan, dengan memperingati hari berkabung daerah kita secara otomatis lestarikan semangat kejuangan bangsa untuk tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Peringatan hari berkabung daerah merupakan amanah dan konsekuensi dari ditetapkannya Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalbar Nomor 5 Tahun 2017 tentang peristiwa Mandor sebagai hari berkabung daerah dan makam juang Mandor sebagai monumen daerah Kalbar. Maka dengan ditetapkannya Perda tersebut menunjukan Pemprov Kalbar menaruh perhatian secara serius terhadap peristiwa ini, sekaligus sebagai salah satu cara menghargai jasa para pejuang dan rakyat Kalbar yang gugur sebagai suhada dalam melawan pendudukan atau fasisme tentara Jepang di bumi Kalbar," ujar Ontot.
Untuk itu kata Ontot, peringatan hari berkabung daerah ini merupakan kegiatan rutin yang sering dilakukan setiap tahunnya dan biasanya dilaksanakan secara terpusat di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak untuk tingkat Provinsi Kalbar.
Sedangkan untuk peringatan di tingkat kabupaten dilaksanakan oleh masing-masing daerah, termasuk di kalangan BUMN,BUMD dan lembaga pendidikan sesuai dengan peraturan Gubernur Nomor 60 Tahun 2013. "Diharapkan, peringatan hari berkabung daerah ini, tidak hanya sekedar seremonial atau hanya sekedar pemenuhan formalitas saja. Namun hendaknya melalui peringatan ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan bagi diri kita masing-masing untuk menghargai, motivasi dan inspirasi bagi kita agar berubah untuk lebih maju guna mewujudkan masyarakat Kalbar yang beriman, sehat, cerdas, berbudaya dan sejahtera," ungkap dia.
Ditambahkan Ontot, mengingat masa lalu, dimana pada masa penjajahan Jepang tersebut, Provinsi Kalbar telah mengalami kehilangan satu generasi. Beberapa data yang terangkum dari berbagai sumber bahwa jumlah korban akibat keganasan yang dilakukan oleh tentara Jepang mencapai lebih kurang 21.037 jiwa, sungguh suatu angka yang fantastis.
"Korban yang telah jatuh demi tegaknya Republik Indonesia begitu banyak dan janganlah sampai sia-sia, oleh karena itu saya ingin tekankan kepada penerus pembangunan Kalbar utamanya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sanggau akan hal-hal sebagai berikut," ujar Ontot.
Pertama, sejarah pembunuhan massal yang terjadi di Mandor merupakan sejarah perjuangan orang-orang tua dan saudara kita yang berjuang untuk menghapus penjajahan dari tanah Kalbar demi tegaknya NKRI.
Kedua, saudara peserta upacara yang notabene adalah generasi penerus pembangunan hendaknya dapat memetik pelajaran terhadap peristiwa Mandor ini sebagai landasan mental yang kokoh dan kuat dalam menghadapi masalah yang membahayakan eksistensi Republik ini.
Ketiga, jika dulu perjuangan yang dilakukan para pendahulu adalah dalam rangka merebut kemerdekaan dan menikmati hasil perjuangan, maka berkewajiban kita adalah untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018