Pontianak (Antaranews Kalbar) - BPS Kalimantan Barat mencatat penduduk miskin di Kalbar pada Maret 2018 mencapai 387,08 ribu orang.
"Jika di persentasekan dari jumlah penduduk yang ada di Kalbar maka terdapat 7,77 persen orang miskin. Angka yang ada berkurang 1,7 ribu orang dibandinglan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 388,81 ribu orang atau 7,86 persen dari jumlah penduduk," ujar Kepala BPS Kalbar, Pitono dalam berita statistik di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan September 2017 sebesar 5,25 persen turun menjadi 5,03 persen pada Maret 2018.
"Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 9,09 persen naik menjadi 9,16 persen pada Maret 2018," kata dia.
Dikatakan dia bahwa peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibanding perenan bukan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
"Sumbagan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2018 tercatat sebesar 78,55 persen. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2017 lalu yaitu sebesar 78, 85 persen," kata dia.
Ia menambahkan jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di regional Kalimantan, Kalbar berada posisi persentasi tertinggi memiliki penduduk miskin.
"Meski kita tertinggi di Kalimantan namun masih di bawah angka kemiskinan secara nasional. Kemiskinan di nasional mencapai 9,82 persen," katanya..
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Jika di persentasekan dari jumlah penduduk yang ada di Kalbar maka terdapat 7,77 persen orang miskin. Angka yang ada berkurang 1,7 ribu orang dibandinglan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 388,81 ribu orang atau 7,86 persen dari jumlah penduduk," ujar Kepala BPS Kalbar, Pitono dalam berita statistik di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan September 2017 sebesar 5,25 persen turun menjadi 5,03 persen pada Maret 2018.
"Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 9,09 persen naik menjadi 9,16 persen pada Maret 2018," kata dia.
Dikatakan dia bahwa peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibanding perenan bukan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
"Sumbagan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2018 tercatat sebesar 78,55 persen. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2017 lalu yaitu sebesar 78, 85 persen," kata dia.
Ia menambahkan jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di regional Kalimantan, Kalbar berada posisi persentasi tertinggi memiliki penduduk miskin.
"Meski kita tertinggi di Kalimantan namun masih di bawah angka kemiskinan secara nasional. Kemiskinan di nasional mencapai 9,82 persen," katanya..
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018