Pontianak (Antaranews Kalbar) - Satu di antara inisiator sekaligus pengelolah Destinasi Pertanian Pelangi (DPP) Sempalai, Didip lolos seleksi tingkat kabupaten sebagai pemuda pelopor bidang sumber daya alam, lingkungan dan pariwisata tingkat Kabupaten Sambas.
"Bersyukur, konsep dan apa yang kita kembangkan mengubah hamparan sawah menjadi destinasi wisata baru di Sambas mengantarkan saya terpilih menjadi pemuda pelopor bidang sumber daya alam, lingkungan dan pariwisata," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Jumat.
Didip yang juga merupakan Ketua Jewita Sambas, menjelaskan setelah lolos tingkat kabupaten ia akan kembali berkompetisi dengan pemuda lainnya se- Kalbar untuk tingkat provinsi.
"Saya akan mematangkan konsep yang ada dan kita akan persiapan di tingkat provinsi. Ditargetkan dan mohon dukungan semua pihak agar bisa yang terbaik di Kalbar," harapnya.
Didip menjelaskan terkait DPP yang ia hadirkan sejak Juni 2018 tersebut beberapa temannya sebagai bentuk komitmen pemuda desa untuk berkontribusi mengenalakan desa dan pertaniannya.
"Kita tahu di Provinsi Kalbar, Kabupaten Sambas merupakan lumbung padi. Kita adalah sentral pertanian budidaya padi di provinsi ini. Dengan demikian kita berinisiatif untuk mengenalkan pertanian bukan hanya untuk pangan saja namun wisatanya," jelas dia.
Didip menyebutkan konsep dalam DPP sebagaimana namanya, mengahadirkan titik berfoto yang unik dan menarik dengan warna warni. Menurutnya terdapat belasan titik berfoto dengan berbagai konsep dan di antaranya berkaitan pertanian serta lainnya.
"Ke depan kita akan menggarap ke arah edukasi pertanian. Wisata kita nanti bukan hanya menyediakan tempat berfoto namun memberikan edukasi dan informasi tentang pertanian ketika berkunjung," kata dia.
Saat ini menurut dia sudah ratusan anak muda dan bahkan kalangan keluarga berkunjug ke desanya hanya untuk ke DPP. Ia berharap ke depan pihaknya terus didukung untuk berkreasi dalam pengembangan wisata berbasis pertanian.
"Langkah awal ini berkat dukungan pemuda di sini. Pemuda yang dulunya belum terarah dan bahkan berbuat tidak semestinya sudah berbuat positif dengan hadirnya DPP," kata Didip.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Bersyukur, konsep dan apa yang kita kembangkan mengubah hamparan sawah menjadi destinasi wisata baru di Sambas mengantarkan saya terpilih menjadi pemuda pelopor bidang sumber daya alam, lingkungan dan pariwisata," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Jumat.
Didip yang juga merupakan Ketua Jewita Sambas, menjelaskan setelah lolos tingkat kabupaten ia akan kembali berkompetisi dengan pemuda lainnya se- Kalbar untuk tingkat provinsi.
"Saya akan mematangkan konsep yang ada dan kita akan persiapan di tingkat provinsi. Ditargetkan dan mohon dukungan semua pihak agar bisa yang terbaik di Kalbar," harapnya.
Didip menjelaskan terkait DPP yang ia hadirkan sejak Juni 2018 tersebut beberapa temannya sebagai bentuk komitmen pemuda desa untuk berkontribusi mengenalakan desa dan pertaniannya.
"Kita tahu di Provinsi Kalbar, Kabupaten Sambas merupakan lumbung padi. Kita adalah sentral pertanian budidaya padi di provinsi ini. Dengan demikian kita berinisiatif untuk mengenalkan pertanian bukan hanya untuk pangan saja namun wisatanya," jelas dia.
Didip menyebutkan konsep dalam DPP sebagaimana namanya, mengahadirkan titik berfoto yang unik dan menarik dengan warna warni. Menurutnya terdapat belasan titik berfoto dengan berbagai konsep dan di antaranya berkaitan pertanian serta lainnya.
"Ke depan kita akan menggarap ke arah edukasi pertanian. Wisata kita nanti bukan hanya menyediakan tempat berfoto namun memberikan edukasi dan informasi tentang pertanian ketika berkunjung," kata dia.
Saat ini menurut dia sudah ratusan anak muda dan bahkan kalangan keluarga berkunjug ke desanya hanya untuk ke DPP. Ia berharap ke depan pihaknya terus didukung untuk berkreasi dalam pengembangan wisata berbasis pertanian.
"Langkah awal ini berkat dukungan pemuda di sini. Pemuda yang dulunya belum terarah dan bahkan berbuat tidak semestinya sudah berbuat positif dengan hadirnya DPP," kata Didip.
Editor : Andilala
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018