Pontianak (Antaranews Kalbar) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat melakukan advokasi dan sosialisasi dan persiapan kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) pada Agustus-September 2018.

Kepala Dinkes Kalbar, Andy Jap, meminta seluruh elemen masyarakat Kalbar, khususnya ibu-ibu dan guru-guru berperan aktif dan masif, penuh kesadaran guna memberikan imunisasi campak rubella bagi anak-anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun.

"Kita menyadari kendalanya secara geografis Kalbar ini luas.Namun dalam waktu dua bulan kita menargtkan 95 persen anak-anak kita harus mendapatkan imunisasi campak dan rubella," kata Andi Jap, Rabu (25/7).

Lebih lanjut kadiskes Kalbar Andy Jap meminta ibu-ibu dan guru dapat membujuk anak-anak disekolah. Sebab selain anak usia sembilan bulan, usia anak dibawah 15 tahun umumnya adalah usia sekolah.

"Kesehatan sangat penting. Kita semua harus menyadari itu. Karena itu advokasi dan sosialisasi kampanye imunisasi campak dan rubulla secara nasional semua harus terlibat memberikan edukasi dan memberikan perlindungan terhadap anak-anak melalui imunisasi campak rubella selama dua bulan ini," katanya.

Kepala bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Marselena SKM. MAP mengungkapkan sebelumnya pada periode pertama pemerintah secara nasional sudah menyasar enam provinsi di pulau Jawa dan Bali pada tahun 2017.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan, Andy Jap memberikan advokasi dan sosialisasi program nasional kampanye imunisasi measler rubella (MR), Rabu di Hotel Santika, Pontianak. (Foto Antaranews / Aries Zaldi)

"Capaiannya menyasar 95 persen pada anak usia 9 bulan sampai usia 15 tahun. Periode kedua Sulawesi, Sumatera, Papua dan Kalimantan, termasuk Kalbar kita kampanyekan bulan Agustus 2018 ini," sebut Marselena.

Sementara, dalam advokasi dan sosialisasi kampanye imunisasi Measles Rubella (MR), Dinkes Kalbar yang juga menghadirkan narasumber spesialis anak, yakni dr. James Alvin Sinaga. Dokter spesialis anak yang cukup berpengalaman selama 28 tahun di Pontianak, Kalimantan Barat itu mengungkapkan secara fisik anak yang terkena campak umunya mengalami gejala demam panas, batuk, pilek (trisi), kemudian timbul bercak-bercak merah atau keremut.  Gejala tersebut kemudian turun ke kaki.

"Jenis penyakit tersebut gampang menular dan mematikan terhadap anak-anak usia lima tahun. Karena itu penyakit batuk, diare dan campak jangan diangap remeh. Penyakit ini dapat membunuh dan besar pengaruhnya terhadap otak, paru-paru pada anak. Kondisi tersebut bahkan akan berdampak pada keturunan mereka selanjutnya," ungkap dia.

Tidak ada perbedaan antara campak dengan rubella menurut dr. James Alvin Sinaga virus tersebut hampir sama. Tetapi waktunya hanya sebentar saja.

"Rubella juga disebut campak tiga hari, bahayanya terhadap ibu yang sedang hamil muda, maka virus yang ditularkan oleh anak melalui batuk dapat menularkan virus campak rubella. Dalam satu hingga tiga minggu dapat menimbulkan inveksi. Bahkan 80 hingga 90 persen virus tersebut dapat mengakibatkan kebutaan dan gangguan jantung pada bayi yang dikandung ibu hamil," ungkap dia.

Pengurus Yayasan Bhakti Suci Pontianak menyatakan berkomitmen mendukung pemerintah dalam mengkampanyekan imunisasi measles rubella. Pernyataan tersebut disampaikan langsung Ketua Umum Yayasan Bhakti Suci, Pontianak, Hasyim dalam sesi advokasi sosialisasi dukungan kampanye imunisasi measles rubella di Hotel Santika, Pontianak.

"Komitmen kami mendukung pemerintah dalam kampanye imunisasi Measles Rubella ini sekaligus mendorong kesadaran warga Tionghua di Pontianak, Kalbar umumnya untuk mendapatkan edukasi langsung oleh Dinkes Kalbar tentang pentingnya memberikan inunisasi sebagai antibody terhadap anak-anak. Anak harus sehat, mereka harapan, generasi penerus kita," ujarnya.

Pewarta: Aries Zaldi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018