Palu (Antaranews Kalbar) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan semua hewan kurban baik sapi maupun kambing yang akan disembelih pada Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriah 2018 wajib menjalani pemeriksaan oleh petugas berwenang di masing-masing daerah.
"Petugas kesehatan hewan wajib periksa kesehatan dan kelayakannya," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulteng, Sitti Wahdaniah, di Palu, Minggu.
Pemeriksaan sangat penting guna menjamin bahwa hewan itu dipastikan memenuhi syarat untuk menjadi hewan kurban.
Ia menjelaskan pemeriksaan selain menyangkut kesehatan, juga umur.
Ada batasan umur hewan itu yang telah ditetapkan sehingga dinyatakan layak untuk dikurbankan. "Kalau belum cukup umur, disarankan untuk tidak dikurbankan, menunggu sampai umurnya cukup," katanya.
Khusus hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha, Sitti menjamin semuanya layak untuk menjadi hewan kurban karena setiap tahunnya Hari Raya Idul Adha dirayakan.
Jadi, semua masyarakat pasti sudah mengetahuinya dan tidak akan mungkin menyembelih hewan kurban yang memang tidak sehat atau belum cukup umur.
Mengenai kebutuhan hewan kurban dan daging untuk masyarakat di Sulteng, Sitti menjamin cukup memadai sehingga tidak perlu dikhawatirkan kekurangan.
Sulteng tidak pernah kekurangan kebutuhan daging dapat terpenuhi dengan produksi yang ada di daerah itu. "Sulteng kan termasuk daerah penghasil ternak sapi dan kambing," kata dia.
Data Dinas Peternakan menyebutkan jumlah populasi ternak sapi di Sulteng pada 2017 tercatat sekitar 300 ribu ekor dan 2018 ini ditargetkan meningkat hingga mencapai 400 ribuan ekor.
Gubarnur Sulteng, kata dia, telah mencanangkan pencapaian populasi ternak sapi potong di daerah ini hingga 2021 sebanyak satu juta ekor.
Melihat pencapaian populasi yang hingga pertengahan 2018 sudah sekitar 400 ribu ekor, niscaya target satu juta ekor sapi pada 2021 bisa tercapai.
Dia juga mengatakan Sulteng setiap bulan melakukan antarpulau ternak sapi keluar, terutama ke Kaltim. "Itu sudah dilakukan bukan dalam beberapa tahun terakhir ini, tetapi sejak dari dahulu," ujar Sitti.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018