Pontianak (Antaranews Kalbar) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasioal/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengemukakan bahwa seharusnya lahan gambut di Kalimantan Barat dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Lahan gambut seharusnya meningkatkan perekonomian Kalbar dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan justru sebaliknya, justru dianggap sebagai bencana akibat sering terbakar, kata Bambang di Pontianak, Jumat.
Dia mengatakan, program Memperkuat Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) sebagal Pusat Belajar Mitigasi Perubahan?Iklim di Provinsi Kalimantan Barat yang diselenggarajkan Kementerian PPN/Bappenas dan Universitas Tanjungpura Pontianak, dan didukung banyak lembaga terkait, tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kawasan gambut.
"Kami tidak ingin kebakaran lahan gambut yang besar pada 2015 terulang kembali. Karena itu, kita harus melakukan pengelolaan lahan gambut agar kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi," tuturnya.
Menurutnya, pengelolaan lahan gambut ini menjadi perhatian dunia sehingga pemerintah Indonesia juga sangat serius dalam menangani hal ini, dengan membentu BRG, dan melaksanakan program ini.
"Untuk menangani masalah gambut, kita harus mencari penyebab utamanya agar gambut di sekitar kita tidak menimbulkan bencana, tetapi justru sebaliknya--memberikan manfaat bagi masyarakat," katanya.
Pihaknya menyambut baik peran Untan dalam mengantisipasi kebakaran gambut dengan mendorong kegiatan ekonomi perdesaan yaitu memanfaatkan seoptimal mungkin lahan gambut.
"Saya yakin, Gubernur Kalbar yang baru saja dilantik, bapak Sutarmidji dan Ria Norsan bersama Untan memimiliki komitmen yang tinggi untuk mengantisipasi kebakaran gambut dan memberdayakan lahan gambut untuk kesejahteraan masyarakat," kata Bambang.
Menurutnya, upaya hari ini sangat penting untuk membuktikan komitmen pemerintah Indonesia untuk mencegah kebakaran gambut, karena dunia internasional juga menyoroti serius hal ini.
"Kami dari Kementrian PNN/Bappenas, jelas akan mendukung penuh inisiasi program ini, karena yakin keberadaan gambut bisa mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Lahan gambut seharusnya meningkatkan perekonomian Kalbar dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan justru sebaliknya, justru dianggap sebagai bencana akibat sering terbakar, kata Bambang di Pontianak, Jumat.
Dia mengatakan, program Memperkuat Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) sebagal Pusat Belajar Mitigasi Perubahan?Iklim di Provinsi Kalimantan Barat yang diselenggarajkan Kementerian PPN/Bappenas dan Universitas Tanjungpura Pontianak, dan didukung banyak lembaga terkait, tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kawasan gambut.
"Kami tidak ingin kebakaran lahan gambut yang besar pada 2015 terulang kembali. Karena itu, kita harus melakukan pengelolaan lahan gambut agar kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi," tuturnya.
Menurutnya, pengelolaan lahan gambut ini menjadi perhatian dunia sehingga pemerintah Indonesia juga sangat serius dalam menangani hal ini, dengan membentu BRG, dan melaksanakan program ini.
"Untuk menangani masalah gambut, kita harus mencari penyebab utamanya agar gambut di sekitar kita tidak menimbulkan bencana, tetapi justru sebaliknya--memberikan manfaat bagi masyarakat," katanya.
Pihaknya menyambut baik peran Untan dalam mengantisipasi kebakaran gambut dengan mendorong kegiatan ekonomi perdesaan yaitu memanfaatkan seoptimal mungkin lahan gambut.
"Saya yakin, Gubernur Kalbar yang baru saja dilantik, bapak Sutarmidji dan Ria Norsan bersama Untan memimiliki komitmen yang tinggi untuk mengantisipasi kebakaran gambut dan memberdayakan lahan gambut untuk kesejahteraan masyarakat," kata Bambang.
Menurutnya, upaya hari ini sangat penting untuk membuktikan komitmen pemerintah Indonesia untuk mencegah kebakaran gambut, karena dunia internasional juga menyoroti serius hal ini.
"Kami dari Kementrian PNN/Bappenas, jelas akan mendukung penuh inisiasi program ini, karena yakin keberadaan gambut bisa mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018