Pontianak  (Antaranews Kalbar) - Rektor Balai Kopi, Abdul Qodir Jailani mengajak, masyarakat Kalimantan Barat, dan Indonesia umumnya, agar memilih seorang pemimpin di Pemilu 2019, dengan menggunakan akal sehat mereka.
    "Masyarakat, dan para anak muda khususnya yang punya latar belakang pendidikan, kami harapkan memilih karena kognitifnya atau dengan menggunakan akal sehat mereka," kata Abdul Qodir Jailani seusai menjadi moderator Diaspora Kopi (Dialog Seputar Politik Sosial dan Masyarakat) di Pontianak, Rabu.
    Diskusi tersebut mengangkat tema "Memenangkan Akal Sehat Ditengah Perang Tagar Antar Pendukung Capres".
 
Puluhan peserta dari kalangan generasi muda atau milineal antusias mengikuti Diaspora Kopi, Selasa malam (11/9). (istimewa)

    "Nah dalam dialog ini, kami menyasar para anak muda yang punya latar belakang pendidikan, yang diharapkan memilih dengan menggunakan akal sehat mereka nantinya," katanya.
    Karena, menurut dia, Pemilu 2019 adalah pertarungan politik elektoral, dimana konfigurasi ditentukan oleh kepentingan-kepentingan para elit yang bertarung yang sedikit sekali berbicara tentang rakyat.
    "Oleh sebab itu rakyat sebagai pemilih jangan sampai terjebak dalam aktor yang paling bermusuhan, dan jangan sampai menjadi objek, melainkan sebagai subjek," ungkapnya.
    Masyarakat dikatakan, sebagai subjek politik, ketika mereka menggunakan akal sehatnya, yakni melibatkan aspek kognitifnya, yaitu berpikir, menganalisa, mengamati serta mencermati berbasiskan data dan argumentasi. Tetapi ada juga masyarakat yang berbasis afektif, yakni yang disentuh dari sisi emosionalnya, yaitu mereka yang memilih bukan berdasarkan rasionalitasnya, melainkan karena sentimennya. 
    "Generasi milineal, adalah pangsa pasar pemilih yang sangat potensial dan punya karateristik unik, yaitu karena mereka masih muda, punya pendidikan, dan terkoneksi dengan internet sehingga mengalami proses pendidikan politik," katanya.
    Dalam kesempatan itu, dia menambahkan, diskusi tersebut sejatinya digelar untuk mengambil jalan tengah dari sikap politik dan berisiknya "perang" tagar antara dua kubu pendukung capres, karena dapat merusak kerukunan antar bangsa.
    "Diskusi ini sengaja dibuat untuk para anak muda, karena nantinya mereka akan menjadi pangsa pemilih terbesar di Pilpres, sehingga mereka tidak mudah terpropokasi dan lebih cerdas dalam menggunakan akal sehat mereka," ungkapnya.
 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018