Jakarta (Antaranews Kalbar) - Apple jelas berniat mempertahankan posisinya di segmen high-end dengan merilis iPhone XS dan XS Max, namun dengan potongan harga untuk model lama dan penambahan iPhone XR, CEO Apple Tim Cook mengisyaratkan untuk membidik pangsa pasar Asia yang lebih besar.

"Kami ingin melayani semua orang," kata Cook dalam wawancara dengan Nikkei, lansir situs Nikkei, Kamis (13/9).

"Kami memahami bahwa ada berbagai macam kebutuhan yang dicari pelanggan dan berbagai macam harga yang akan dibayar orang," sambung Cook.

Dalam peluncuran iPhone terbaru, Apple mengumumkan pemotongan harga untuk model lama, termasuk iPhone 7 dan iPhone 8, dengan harga mulai dari 449 dolar AS (sekitar Rp6,5 juta), setara dengan model mid-range dari kompetitor Apple.

Baca juga: Ini alasan kenapa AS tempat terbaik membeli iphone

Di sisi premium dari lineup, Apple sekarang menawarkan iPhone XS 5,8 inci dan iPhone XS Max 6,5 inci, masing-masing mulai dari 999 dolar AS (sekitar Rp14,4 juta) dan 1.099 dolar AS (sekitar Rp15,8 juta).

"Kami selalu berpikir ... bahwa jika Anda memberikan banyak inovasi dan banyak nilai, ada segmen orang yang bersedia membayar untuk itu. Bagi kami, ini adalah kelompok orang yang cukup besar sehingga kami dapat membuat bisnis yang masuk akal dari itu," kata Cook.

Apple telah berjuang untuk meningkatkan pangsa pasar Asia yang berkembang pesat, di mana model yang lebih murah dari para produsen smartphone lokal mendominasi.

Selama periode April-Juni, Huawei Technologies melampaui Apple dan pindah ke posisi kedua dalam hal pengiriman global. Ponsel pabrikan China tersebut sering menyediakan fitur premium, namun membandrol harga lebih rendah daripada kisaran harga iPhone.

Baca juga: Apple resmi luncurkan tiga penerus ponsel pintar iPhone X

Cook membenarkan harga yang lebih tinggi dari iPhone terbaru dengan menekankan kemampuan yang ditingkatkan. "Yang Anda beli sekarang sangat nyaman dalam satu (perangkat)," ujar dia.

Menurut dia, "Peran iPhone telah menjadi jauh lebih besar dalam kehidupan manusia" daripada ketika pertama kali dirilis pada 2007.

Selain persaingan dari produsen smartphone Asia, Apple menghadapi krisis dalam perang dagang antara AS dan China.

Presiden AS Donald Trump mengatakan tarif yang mencakup tambahan 267 miliar dolar AS impor China akan "siap untuk dilakukan dalam waktu singkat," di atas putaran 200 miliar dolar AS yang sudah dalam perjalanan.

Target yang paling penting untuk eskalasi adalah elektronik, terutama berbagai perangkat Apple, yang sebelumnya telah terhindar. Banyak produk Apple yang dirakit di China atau menggunakan komponen yang diproduksi di sana.

Cook menolak untuk mengklarifikasi bagaimana perusahaan berencana untuk mengurangi masalah tersebut, dengan mengatakan bahwa dia adalah "orang yang optimis," demikian Nikkei.

Pewarta: Arindra Meodia

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018