Beijing (Antaranews Kalbar) - Sebanyak 90 importir sarang burung walet yang tergabung dalam "Shanghai International Birdnest Trading Center" (SIBTC) berkeliling Indonesia untuk mendapatkan produk berkualitas.
"Mereka tidak hanya dari Shanghai, tapi juga dari kota-kota lain di Tiongkok," kata Konsul Jenderal RI untuk Shanghai Siti Nugraha Mauludiah kepada Antara di Beijing, Kamis.
Menurut dia, para importir yang diajak berkeliling Indonesia itu mewakili 63 perusahaan sarang burung walet di China.
"SIBTC merupakan inisiatif Pemerintah Kota Shanghai untuk menyatukan para pelaku usaha di bidang sarang burung walet," ujar Siti.
Para pengusaha dari daratan Tiongkok tersebut, lanjut dia, ingin mengenal lebih dekat pelaku usaha sarang burung walet Indonesia yang telah terakreditasi.
Mereka juga mendorong perusahaan sarang burung walet yang terakreditasi itu dapat meningkatkan ekspornya ke China.
Oleh sebab itu, Konjen juga memfasilitasi pertemuan para pengusaha China tersebut dengan 43 orang dari 22 perusahaan sarang burung walet Indonesia yang telah terakreditasi melakukan ekspor.
"Kami harapkan setelah kunjungan ini dapat ditindaklanjuti dengan kontrak dagang konkret bagi peningkatan ekspor kita," kata.
Selain itu, dia berharap pengusaha Indonesia dapat mengekspor produk turunan sarang burung walet untuk produk kesehatan dan kosmetik.
Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat China, sarang burung walet marak dijual di restoran untuk dihidangkan dalam bentuk sup.
Bagi sebagian masyarakat China, sarang burung walet dipercaya bisa meremajakan organ tubuh, terutama bagi perempuan yang selesai menjalani persalinan.
Pada 2017, China mengimpor sarang burung walet senilai 124 juta dolar AS. Sekitar 82 persen dari nilai impor tersebut dipenuhi oleh pengusaha dari Indonesia.
Sarang burung walet yang diekspor ke China kebanyakan berasal dari Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi setelah mengalami proses pembersihan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca juga: Indonesia-Tiongkok Sepakat Bahas Sarang Burung Walet
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018