Pontianak (Antaranews Kalbar) - Polri dan PDRM melakukan latihan bersama dalam mencegah berbagai tindak kejahatan di kawasan perbatasan, baik di perbatasan laut dan darat kedua negara tersebut, di Pontianak, Kalbar.

"Latihan bersama ini, kami gelar dalam mencegah dan memberantas terkait kejahatan lintas batas, seperti mencegah masuknya narkotika di kedua negara, yakni Indonesia dan Malaysia, terorisme, penyeludupan, perdagangan manusia dan lain sebagainya," kata Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri, Komjen (Pol) Moechgiyarto di Pontianak, Senin.

 Ia menjelaskan, latihan bersama itu, yang paling utama adalah mencegah kejahatan lintas batas di kedua negara, baik melalui perbatasan laut, darat dan udara, yang sifatnya terkoordinasi, dalam mencegah berbagai kejahatan, serta berbagi informasi, terkait keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan kedua negara tersebut.

 Ia menambahkan, kerja sama "Maritime Border Patrol Coordinating Group (MBPCG)" dilakukan dalam tahun keempat antara Ditpolair Baharkam Polri dengan Pasukan Polis Marin PDRM dalam rangka mencegah berbagai kejahatan, diantaranya mencegah masuknya narkotika di kedua negara, yakni Indonesia dan Malaysia, terorisme, penyeludupan, perdagangan manusia dan lainnya.

"MBPCG pertama kami dilaksanakan tahun 2015 di Kuala Lumpur, kemudian yang kedua di Medan tahun 2016, ketiga dilaksanakan di Penang tahun 2017, dan tahun ini dilaksanakan di Pontianak, Kalbar," ungkapnya.

Berbagai kegiatan MBPCG di Kalbar, yaitu pertemuan kapal patroli kepolisian dua negara di posisi yang disepakati untuk melakukan komunikasi dan tukar menukar informasi, melakukan patroli di perairan perbatasan, latihan bersama, patroli udara di kawasan perbatasan, serta kerja sama penyelidikan dan penyidikan jika diperlukan untuk penanganan suatu kasus kejahatan atau pelanggaran di perbatasan perairan, katanya.

"Untuk jajaran Polri melibatkan Polda Aceh, Sumut, Riau, Kepri, Kalbar dan Kaltara, sementara pihak PDRM melibatkan delegasi Pasukan Polisi Marin (PPM), dan Pasukan gerakan Udara (PGU) PDRM," ujarnya.

Moechgiyarto menambahkan, kerja sama tersebut sebagai antisipasi dalam menjaga kedaulatan kedua negara baik di kawasan laut dan dan darat.

 Sementara itu, Timbalan Pengarah Jabatan Keselamatan Dalam Negeri dan Ketenteraman PDRM, Komisioner Polis Dato Zainal Abidin Bin Kasim mengatakan, pihaknya menurunkan sebanyak 85 orang, dalam mengikuti latihan bersama tersebut.

"Memang banyak masalah dalam pengawasan perbatasan, sehingga sangat perlu dilakukannya kerjasama kedua negara dalam mengawasi kawasan perbatasan yang sangat panjang tersebut," katanya.

 Ia menambahkan, dengan kerja sama yang baik tersebut, maka bisa melakukan pencegahan yang lebih baik antarkedua negara," katanya.

Kapolda Kalbar, Irjen (Pol) Didi Haryono menyambut baik dilaksanakannya latihan bersama antara Polri dan PDRM dalam mencegah kejahatan di kawasan perbatasan.

"Kalbar memiliki panjang perbatasan, baik laut dan darat sekitar 966 kilometer, sehingga memerlukan kerja sama kedua belah pihak dalam mencegah kejahatan lintas perbatasan tersebut.

Menurut dia, pihaknya juga sudah menempatkan Pos Polair di titik-titik perbatasan yang dinilai rawan terjadinya berbagai kejahatan tersebut.

"Hasil inventarisir, kami kejahatan yang cukup menonjol, yakni memasukkan barang bekas atau lelong dari negara tetangga yang baru-baru ini ditangkap, sementara untuk perbatasan darat lebih menonjol kasus narkoba," ujarnya.

Sehingga, menurut dia kerja sama ini sangat penting dalam menjaga sumber daya alam masing-masing negara, dan mencegah terjadinya berbagai kejahatan tersebut.
 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018