Pontianak (Antaranews Kalbar)  - Pengurus Pondok Pesantren Tri Bakti Al Masudiyah di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, bersyukur mendapat bantuan budi daya perikanan berupa pengembangbiakan lele dengan cara bioflok dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Alhamdulillah, dengan bantuan ini, dapat membuat pondok pesantren menjadi lebih mandiri," kata Ketua Pondok Pesantren Tri Bakti Al Masudiyah, H Muhammad Ali Rihdlo M Pd di Kuala Dua, Kubu Raya, Senin.

Melalui program tersebut, pontren di Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, yang sudah dua tahun berdiri itu mendapat bantuan berupa benih lele, tempat budi daya, bangunan, saluran serta sarana penunjang lainnya.

"Jadi, selaku pengelola pondok pesantren dapat lebih banyak membantu santri maupun calon santri di pesantren ini," kata dia.

Ia mengungkapkan, selama ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, lebih banyak mengandalkan kemampuan internal pengurus. Misalnya dari uang mondok sebagian untuk membiayai santri yang tidak mampu.

Jumlah santri yang mondok di pesantren itu hampir 100 orang. Ia menargetkan ke depan dapat menambah lahan dan bangunan serta pengajar untuk sekolah reguler.

"Bagi yang sudah lulus, wajib mengajar setahun dahulu di pondok sebelum melanjutkan sekolah atau keluar pondok," ujar dia.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengatakan, program tersebut merupakan salah satu upaya untuk memandirikan pondok pesantren.

Selain itu, lanjut dia, juga untuk meningkatkan kesejahteraan santri yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia.

Ia yakin, santri yang sejahtera akan menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa Indonesia.

"Kami dari legislatif mendorong agar program ini terus berjalan dan tepat sasaran serta tujuan," kata Daniel yang juga anggota DPR RI Dapil Kalbar itu.

Bioflok berasal dari kata bio yang berarti kehidupan dan floc yang berarti gumpalan. Sehingga bioflok dapat didefinisikan sebagai bahan organik hidup yang menyatu menjadi gumpalan-gumpalan.

Budi daya lele sistem bioflok adalah sistem budidaya lele dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk mengolah limbah budidaya lele itu sendiri.

Dengan menumbuhkan mikroorganisme, limbah budidaya ikan lele akan menjadi gumpalan-gumpalan kecil (flok). Gumpalan-gumpalan yang terdiri dari berbagai mikroorganisme air seperti bakteri, algae, fungi, protozoa, metazoa, rotifera, nematoda, gastrotricha dan organisme lain yang tersuspensi dengan detritus, kemudian akan menjadi makanan-makanan alami ikan.

Proses penumbuhan mikroorganisme tersebut dilakukan dengan memberikan kultur bakteri nonpathogen (probiotik) dan memasang aeratoer yang akan menyuplai oksigen serta mengaduk kolam.
 

Pewarta: Teguh

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018