Pontianak (ANTARA) - Bupati Kubu Raya, Sujiwo, mendorong pondok pesantren untuk semakin mandiri dalam menghadapi tantangan zaman dengan mencontoh Pondok Pesantren Mu’inul Islam di Kecamatan Sungai Kakap, yang dinilai kreatif dan inspiratif dalam mengelola berbagai usaha produktif.
"Saya mengapresiasi keberagaman usaha yang dijalankan oleh pondok tersebut karena dengan kreativitas dan inovasi yang diterapkan telah membuktikan bahwa pesantren mampu menjadi lembaga yang mandiri secara ekonomi. Bidang usahanya sudah cukup banyak, mulai dari budi daya Melon, anggur, penyulingan minyak wangi, penangkaran Ikan Arwana, produksi madu, hingga produksi susu kambing yang diperah langsung dan semua ini ternyata memberikan hasil yang cukup lumayan," kata Sujiwo saat Safari Ramadhan di Pondok Pesantren Mu'inul Islam di Kecamatan Sungai Kakap, Selasa.
Sujiwo menegaskan bahwa kemandirian pondok pesantren bukan lagi sekadar pilihan, tetapi menjadi kebutuhan di era modern. Menurutnya, pesantren harus memiliki daya dukung ekonomi agar dapat terus berkembang tanpa terlalu bergantung pada bantuan pihak luar.
"Minimal harus semi-mandiri. Syukur-syukur kalau bisa mandiri sepenuhnya. Nah, inilah yang terus akan kami motivasi, agar pesantren di Kubu Raya memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri dan membiayai operasionalnya secara mandiri," tuturnya.
Ia juga menyatakan bahwa Pondok Pesantren Mu’inul Islam bisa menjadi contoh bagi pesantren lain dalam menerapkan konsep ekonomi berbasis pesantren. Keberhasilan pondok ini dalam mengelola usaha produktif diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi pesantren-pesantren lain untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka masing-masing.
"Saya tidak berlebihan jika mengatakan bahwa pondok pesantren ini sangat kreatif. Tentu pondok-pondok pesantren lainnya bisa belajar dari semangat yang ada di sini," katanya.
Sujiwo juga mengungkapkan bahwa beberapa pesantren lain di Kubu Raya telah mulai mengembangkan usaha sendiri sebagai langkah menuju kemandirian. Beberapa di antaranya telah memiliki minimarket dan usaha budi daya madu sebagai sumber pendapatan tambahan.
"Alhamdulillah, beberapa pondok pesantren di Kubu Raya sudah mulai berpikir bagaimana caranya menjadi lebih mandiri. Ada yang sudah punya usaha minimarket, ada juga yang bergerak di bidang budi daya madu," tuturnya.
Ia berharap semangat kemandirian ini terus menyebar ke pesantren-pesantren lainnya di Kubu Raya, sehingga lembaga pendidikan berbasis Islam ini tidak hanya berperan dalam pembentukan karakter dan keilmuan santri, tetapi juga berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berbasis komunitas.
"Mudah-mudahan pondok pesantren lainnya bisa menyusul dan mengembangkan usahanya masing-masing. Pemerintah daerah tentu siap memberikan dukungan untuk penguatan ekonomi pesantren di Kubu Raya," katanya.