Pontianak (Antaranews Kalbar) - Desa Sutera di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, mendapat alokasi bagi hasil pajak dan retribusi daerah (BHPRD) terbesar dari seluruh desa di kabupaten itu pada 2018 dengan nilai Rp146 juta.
"Dana tersebut terbaig dari dana bagi hasil pajak sebesar Rp127 juta lebih dan dana bagi hasil retribusi sebesar Rp19 juta lebih. Alhamdulillah karena kami terletak di pusat kota kabupaten jadi banyak sektor yang kami dapat, terutama sektor pariwisata yaitu pengelolaan Pantai Pulau Datok yang banyak menghasilkan untuk daerah," ujar Kepala Desa Sutera Ripa`i saat dihubungi di Sukadana, Kayong Utara, Senin.
Di Kabupaten Kayong Utara, penerima BHPRD terkecil adalah Desa Podorukun, Kecamatan Seponti Jaya, dengan total Rp5 juta lebih saja.
"Tentunya BHPRD ini bisa dijadikan barometer setiap desa untuk mengetahui sektor mana saja yang sudah dan belum memiliki kontribusi untuk pendapatan daerah," kata dia.
Desa Sutera merupakan desa mandiri di Kayong Utara, bahkan di Kalbar.
Ripa`i mengakui masih banyak sektor yang bisa menjadi sektor pendapatan desa maupun daerah terutama rumah walet yang selama ini masih minim kontribusinya ke daerah meski peraturan tentang retribusi walet sudah disahkan. "Harus sama-sama kami jalani aturannya agar bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah," kata dia lagi.
Ia melanjutkan, pada tahun 2018 Pemdes Sutera juga telah merealisasikan penyertaan modal sebesar Rp70 juta yang diberikan langsung ke BUMDes Sutera Mandiri. Dana tersebut bersumber dari Dana Desa (DD) yang akan dikelola BUMDes Sutera Mandiri untuk belanja modal di bidang penyedia jasa penyewaan tenda dan kursi.
Selain itu, untuk mengoptimalkan potensi daerah, BUMDes di Desa Sutera ini akan terus dikembangkan kedepannya dan menjadi kegiatan prioritas yang akan dianggarkan tahun 2019 mendatang.
BUMDes Sutera Mandiri juga dirancang untuk pengembangan agro wisata yang ada di Desa Sutera, terutama wisata di kawasan yang berpotensi.
"Kami sudah mulai melakukan pembicaraan dengan pihak Taman Nasional Gunung Palung untuk melakukan pengembangan wisata Air Intan. Nanti Bumdes Sutera Mandiri akan bekerja sama dengan pihak TNGP untuk pengelolaan tempat wisata Air Intan yang terletak berdampingan dengan Pantai Pulau Datok," kata dia.
Dalam pertemuan dengan pihak terkait seperti TNGP ada beberapa rencana yang akan dilakukan bersama di sana terkait pembukaan objek Wisata Air Intan. "Seperti jalur tracking, rock climbing, flying fox, wahana air, dan tempat kuliner khas Kayong," jelasnya.
Hal itu menurutnya diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menarik wisatawan lokal dan luar negeri untuk berkunjung ke KKU.
"Tentunya dengan ini akan ada sumber ekonomi baru bagi masyarakat. Nanti yang akan kita libatkan semuanya masyarakat di sekitar lokasi Bukit Air Intan itu sendiri,"papar dia.
Dari sisi prestasi, Desa Sutera adalah desa terbaik kategori prakarsa dan inovatif dari 43 desa yang ada di Kabupaten Kayong Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Dana tersebut terbaig dari dana bagi hasil pajak sebesar Rp127 juta lebih dan dana bagi hasil retribusi sebesar Rp19 juta lebih. Alhamdulillah karena kami terletak di pusat kota kabupaten jadi banyak sektor yang kami dapat, terutama sektor pariwisata yaitu pengelolaan Pantai Pulau Datok yang banyak menghasilkan untuk daerah," ujar Kepala Desa Sutera Ripa`i saat dihubungi di Sukadana, Kayong Utara, Senin.
Di Kabupaten Kayong Utara, penerima BHPRD terkecil adalah Desa Podorukun, Kecamatan Seponti Jaya, dengan total Rp5 juta lebih saja.
"Tentunya BHPRD ini bisa dijadikan barometer setiap desa untuk mengetahui sektor mana saja yang sudah dan belum memiliki kontribusi untuk pendapatan daerah," kata dia.
Desa Sutera merupakan desa mandiri di Kayong Utara, bahkan di Kalbar.
Ripa`i mengakui masih banyak sektor yang bisa menjadi sektor pendapatan desa maupun daerah terutama rumah walet yang selama ini masih minim kontribusinya ke daerah meski peraturan tentang retribusi walet sudah disahkan. "Harus sama-sama kami jalani aturannya agar bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah," kata dia lagi.
Ia melanjutkan, pada tahun 2018 Pemdes Sutera juga telah merealisasikan penyertaan modal sebesar Rp70 juta yang diberikan langsung ke BUMDes Sutera Mandiri. Dana tersebut bersumber dari Dana Desa (DD) yang akan dikelola BUMDes Sutera Mandiri untuk belanja modal di bidang penyedia jasa penyewaan tenda dan kursi.
Selain itu, untuk mengoptimalkan potensi daerah, BUMDes di Desa Sutera ini akan terus dikembangkan kedepannya dan menjadi kegiatan prioritas yang akan dianggarkan tahun 2019 mendatang.
BUMDes Sutera Mandiri juga dirancang untuk pengembangan agro wisata yang ada di Desa Sutera, terutama wisata di kawasan yang berpotensi.
"Kami sudah mulai melakukan pembicaraan dengan pihak Taman Nasional Gunung Palung untuk melakukan pengembangan wisata Air Intan. Nanti Bumdes Sutera Mandiri akan bekerja sama dengan pihak TNGP untuk pengelolaan tempat wisata Air Intan yang terletak berdampingan dengan Pantai Pulau Datok," kata dia.
Dalam pertemuan dengan pihak terkait seperti TNGP ada beberapa rencana yang akan dilakukan bersama di sana terkait pembukaan objek Wisata Air Intan. "Seperti jalur tracking, rock climbing, flying fox, wahana air, dan tempat kuliner khas Kayong," jelasnya.
Hal itu menurutnya diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menarik wisatawan lokal dan luar negeri untuk berkunjung ke KKU.
"Tentunya dengan ini akan ada sumber ekonomi baru bagi masyarakat. Nanti yang akan kita libatkan semuanya masyarakat di sekitar lokasi Bukit Air Intan itu sendiri,"papar dia.
Dari sisi prestasi, Desa Sutera adalah desa terbaik kategori prakarsa dan inovatif dari 43 desa yang ada di Kabupaten Kayong Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018