Pontianak (Antaranews Kalbar) - Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kalimantan Barat terus melakukan pantauan terkait potensi banjir akibat hujan dan air pasang di sejumlah wilayah Kalbar.

Hal itu dilakukan menyusul terjadi pasang air laut dan banjir di sejumlah wilayah Kalbar, di mana air pasang saat ini mulai naik ke pemukiman warga.

"Dari pantauan kita di lapangan, untuk air laut memang mengalami kenaikan. Hal ini bisa dilihat langsung hari ini, dimana air menggenangi sejumlah pemukiman warga semakin tinggi," kata Ketua Tagana Kalimantan Barat, Kamal di Pontianak, Sabtu.

Kamal menjelaskan, pihaknya juga sudah mendapat peringatan dari BMKG pusat, dimana sejak terjadinya tsunami di daerah Banten dan sekitarnya, kemungkinan besar hal tersebut akan berimbas juga pada Kalimantan Barat.

Dia mengatakan, untuk Kota Pontianak dan sekitarnya, daerah yang paling kuat merasakan dampak kenaikan air laut ini berada di pinggiran Sungai Kapuas dan Landak, dimana air pasang mulai memasuki rumah warga.

"Bisa kita lihat sendiri, video yang beredar di daerah alun-alun Kapuas dimana ketinggian air memang melebihi kondisi biasanya. Demikian dengan video yang beredar di Jungkat Beach, air juga merendam kawasan tersebut dan itu memang benar, karena berdasarkan laporan dari anggota kita, kondisi ketinggian air memang sudah dirasakan warga," tuturnya.

Terkait hal tersebut, dirinya mengimbau kepada masyarakat Kalbar untuk mewaspadai air pasang dan banjir yang kemungkinan besar akan terjadi menjelang akhir tahun ini.?"Untuk masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai dan pantai, ketinggian air kemungkinan akan bisa bertambah. Demikian dengan angin kencang, juga sudah terjadi disejumlah daerah, terutama di pinggir sungai dan pantai," katanya.

Tagana Kalbar juga sudah mengintruksikan kepada seluruh Tagana yang ada di kabupaten/kota di Kalbar untuk tetap siaga dan turun langsung ke daerah yang terdampak.?"Jika ada daerah yang terkena bencana, kita siap langsung turun ke lapangan untuk membantu masyarakat," tuturnya.

Sementara itu, berasarkan pantauan BMKG Maritim Pontianak, melalui website resminya juga mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi angin kencang dengan kecepatan angin mencapai 25 knot di Laut Jawa yang dapat meningkatkan tinggi gelombang di sekitarnya.

Pada kondisi sinoptik, angin di atas wilayah Perairan Kalimantan Barat, di Utara Khatulistiwa umumnya bertiup dari Barat hingga Utara dan di Selatan Khatulistiwa umumnya bertiup dari Barat hingga Utarat dengan kecepatan angin berkisar antara 2 sampai 20 Knot (1 sampai 5 Skala Beaufort).

Sedangkan untuk kondisi cuaca dan ketinggian gelombang pada beberapa kawasan perairan Kalbar diantaranya, Laut Natuna Utara cuaca hujan ringan, dimana angin bertiup dari Barat ?menuju Utara, dengan kecepatan 4 sampai 20 knots dan ketinggian gelombang 1.5 sampai 2.5 meter.

Pada perairan Kepulauan Natuna, cuaca hujan ringan, dimana angin bertiup dari Barat Laut menuju Utara dengan kecepatan 4 sampai 20 knots. Sementara itu, ketinggian gelombang 0.5 sampai 2.5 meter.

Untuk perairan Kepulauan Anambas, cuaca hujan ringan, dimana angin bertium dari Barat Laut menuju Utara dengan kecepatan 4 sampai 15 knots. Sedangkan ketinggian gelombang antara 0.5 sampai 2 meter.

Pada Laut Natuna, terpantau cuaca hujan ringan, dimana angin bertiup dari Barat Laut menuju Utara dengan kecepatan 4 sampai 20 knots. Sedangkan ketinggian gelombang antara 0.75 sampai 2 meter.

Kemudian pada perairan Singkawang, cuaca terpantau Hujan Ringan, dimana angin bertiup dari Barat sampai Utara dengan kecepatan angin 2 sampai 20 knots. Sedangkan ketinggian gelombang antara 0.3 sampai 2 meter.

Utuk Perairan Pontianak, cuaca Hujan Ringan, angin bertiup dari Barat menuju Utara dengan kecepatan 2 sampai 20 knots. Sementara ketinggian gelombang 0.3 sampai 1.25 meter.

Yang terakhir, pada Selat Karimata bagian utara dengan cuaca hujan sedang, dimana Angin bertiup dari Barat Laut menuju Utara dengan kecepatan 4 sampai 20 knots. Sedangkan ketinggian gelombang antara 0.75 sampai 1.5 m.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018