Pemprov Kalbar mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) serta lembaga terkait di daerah untuk meningkatkan kualitas dan hasil penelitian dalam memberikan kontribusi pembangunan di provinsi itu.

"Saya meyakini apabila SDM Litbang memiliki kualitas yang mumpuni dalam hal penulisan hasil penelitian, maka akan turut berkontribusi melalui transfer ilmu pengetahuan kepada siswa maupun mahasiswa sebagai kader SDM Litbang dalam rangka meningkatkan lndeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Barat khususnya di bidang pendidikan," kata Plt Sekda Kalbar, Syarif Kamaruzaman saat membuka Kegiatan Peningkatan Kualitas Penulisan Lomba Karya Perekayasaan (LKP) dan Lomba Karya Ilmiah (LKI) tahun 2019 di Pontianak, Senin.

Dia mengatakan, umumnya Litbang dan institusi pendidikan menggunakan pendekatan yang bersifat ilmiah untuk menuliskan suatu topik. Hal itu berkenaan dengan perannya sebagai lembaga yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam memajukan Iptek, memanfaatkan Iptek untuk kebijakan, serta memanfaatkan Iptek guna meningkatkan nilai tambah suatu produk atau potensi sumber daya alam.

"Oleh sebab itu, dalam rangka memenuhi peran tersebut, Sumber Daya Manusia (SDM) Litbang hendaknya harus terus didorong untuk memahami konsep-konsep sekaligus tata cara menuliskan karya yang bersifat ilmiah," tuturnya.
Kamaruzaman mengatakan, dalam kurun waktu 2010-2016 misalnya, publikasi Indonesia di jurnal intenasional bereputasi yang terindeks terus mengalami peningkatan.

Meskipun Malaysia dan Thailand jauh lebih produktif dalam menghasilkan publikasi ilmiah intenasional dibandingkan dengan Indonesia. Berdasarkan data yang diolah dari Scopus jumlah publikasi Indonesia yang sudah terindeks di Scopus periode tahun 2010 sampai April 2016 berjumlah 29. 624 artikel dengan angka masih di bawah Malaysia (142.894 artikel) dan Thailand (73.752 artikel), namun di masih atas Philipina (11.494 artikel).‘

"Akan tetapi, di tahun Tahun 2018, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, jumlah publikasi ilmiah Indonesia terindeks Scopus per 6 April 2018 berhasil melampaui Singapura dan Thailand dan memperoleh predikat menduduki peringkat 2 (dua) se-ASEAN," katanya.

Adapun jumlah publikasi ilmiah intemasional Indonesia sebanyak 5.125 publikasi, Singapura dan Thailand 4.948 dan 3.741 publikasi, sementara Malaysia 5.999 publikasi. Hal itu menunjukkan pencapaian yang sangat positif terkait dengan publikasi hasil KTI yang bersumber dari SDM lptek yang berasal dari Indonesia.

Oleh sebab itu, dia berpendapat, upaya untuk mendorong agar para SDM Litbang memiliki derajat atau taraf kepandaian, kecakapan, dan mutu penulisannya yang semakin membaik.

Hal itu untuk meningkatkan perannya sebagai individu atau kelompok yang bekerja sebagai penggerak yang diharapkan turut serta secara aktif , meningkatkan kebermanfaatan KTI bagi stakeholders terkait sekaligus meningkatkan jumlah publikasi ilmiah yang tereputasi perlu dilakukan secara terus menerus. "Salah satunya adalah melalui kegiatan pelatihan sebagaimana yang Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat laksanakan hari ini," kata Kamaruzaman.

Ditempat yang sama, Kepala Badan Litbang Kalbar, Agatho Adan mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan pihaknya selama dua hari dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang yang berasal dari perwakilan kabupaten/kota di Kalbar.

"Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan para peneliti dalam menuangkan pikiran sesuai standar penulisan perekayasaan ilmiah, mendorong proses kreatif dan responsive agar berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalbar. Selain itu, kegiatan ini juga meningkatkan sinergi kemitraan antara lembaga litbang dan lembaga pendidikan yang ada untuk mendorong ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019