Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia Sintang menggelar workshop Guru Menulis Buku (Gulisku) di Aula MTSN Sintang.
Staf Ahli Bupati Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Keuangan Syamsul Hadi membuka kegiatan tersebut.

“Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang telah mencanangkan untuk mewujudkan masyarakat Sintang yang cerdas. Untuk itu, peran para guru menjadi sangat penting,” kata Syamsul Hadi dalam sambutannya.

Dikatakan dia, para guru itu ujung tombak, garda terdepan dari proses mengupayakan masyarakat Sintang yang cerdas.

Kegiatan ini mengusung tema, ‘Guru Mulia Karena Karya’. Kegiatan workshop tersebut mengundang narasumber dari Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat dan Penerbit Pustaka Rumah Aloy.

“Memang kita menyayangkan bahwa kebiasaan menulis belum cukup baik di masyarakat. Bahkan dikalangan pendidik,” ungkap Syamsul Hadi. Padahal buku adalah sesuatu yang wajib  digunakan khususnya di sekolah, tapi semua itu kerja tim di penerbit. "Kita harapkan ke depannya para guru yang ikut dalam workshop ini dapat berperan lebih aktif dalam menulis khususnya yang bermuatan lokal,” harapnya.

Radiman, S.Pd selaku ketua panitia kegiatan menyampaikan workshop ini merupakan kegiatan perdana dari rangkaian kegiatan yang direncanakan oleh tahun 2019.

“Kita ingin menggugah teman-teman yang ada di Sintang untuk menciptakan sebuah bahan literasi khususnya untuk bahan ajar di sekolah,” kata Radiman dalam laporannya. Dari berbagai diskusi ia menemukan bahwa bahan ajar yang bersifat kedaerahan masih sangat minim.

 
workshop Guru Menulis Buku (Tantra)


“Untuk menggali potensi potensi lokal yang ada di daerah kita, kami berinisiatif dari MGMP untuk menyelenggarakan workshop menulis ini,” lanjut Radiman.
Ia berharap bisa melibatkan banyak teman-teman guru.

"Kami menargetkan 100 sampai 150 peserta tapi yang hadir saat ini baru sekitar 60 sampai 70 orang, sebagian besar dari kecamatan-kecamatan,” paparnya lagi. Peserta workshop, Marubahot berharap dirinya bisa menulis usai kegiatan ini.

“Saya sih bercita-cita bisa menulis sesuatu yang ada di sekolah,” ujar Marubahot.
Saat ini, katanya, Ia masih belajar menulis fiksi.

“Kalau di SMP kami, di sana kebetulan agak jauh dari kabupaten sekitar 70 kilometer, sinyal bagus di sana, cuma minat menulis kurang,” ungkap Marubahot lagi. Dikatakan dia, sebenarnya ia mampu untuk menulis tapi kadang-kadang memang perlu untuk pendampingan. "Misalnya adalah pendampingan dari penerbit untuk mengarahkan kita,” katanya lagi.

Sementara itu, di tempat yang sama, Mariadi dari Penerbit Pustaka Rumah Aloy Pontianak menyebutkan timnya ingin berbagi kiat-kiat dalam menulis. Selain itu, kesempatan juga dipergunakan oleh mereka untuk meningkatkan minat pada gerakan literasi nasional.

“Kita mau berbagi ilmu dengan guru-guru di Sintang. Kita akan mencoba mengarahkan untuk menulis. Misalnya mereka mau menulis bahan ajar, karena ini Guru Bahasa Indonesia mungkin mereka mau membuat karya tentang belajar puisi, cerpen, dan mengarang,” kata Mariadi.

Pewarta: Tantra Nur Andi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019