Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, dr Fattah Maryunani, mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi cacar monyet karena daerah itu memiliki kawasan perbatasan langsung dengan Malaysia.

"Kabupaten Sambas yang berbatasan dengan negara tetangga dikhawatirkan bisa menjadi pintu masuk penyakit yang dikabarkan sedang terjadi di negara Singapura tersebut," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Selasa.

Ia menjelaskan Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas sudah menyampaikan surat edaran kepada puskesmas dan camat di daerah itu.

"Kami, dari dinas provinsi maupun dinas kesehatan kabupaten sudah mengeluarkan surat edaran kepada semua  camat maupun kepala puskesmas untuk waspada. Kami juga sudah berkoordinasi dengan bupati mudah-mudahan sudah beredar guna mencegahnya, " ujar dia.

Disebutkan jika yang perbatasan legal atau resmi, seperti di PLBN Aruk, dapat diawasi lantaran terdapat petugas di tempat tersebut.

"Yang dikhawatirkan adalah pintu masuk tidak resmi, kalau perbatasan seperti Aruk tidak masalah. Karena di sana ada karantina hewan, cuma yang masalah kadang-kadang yang lewat perbatasan tidak resmi karena itulah kami sampaikan surat edaran, " katanya.

Diungkapkan oleh Kadis, penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut dapat dibentengi dengan ketahanan tubuh.

"Namanya cacar itu kan disebabkan oleh virus, yang penting ketahanan tubuh oke akan sulit untuk terjangkit. Artinya, ketahanan tubuh harus ada. Sedangkan yang perlu juga diwaspadai atau yang punya potensi, adalah daerah yang banyak balita. Itu rentan menyerang ketahanan tubuh balita, apalagi sekarang bulan puasa ketahanan tubuh agak turun biasanya mudah tertular," katanya.

Ditambahkan oleh Fattah, selain adanya surat edaran pihaknya juga telah menyiapkan obat di sejumlah puskesmas.

"Untuk yang terjangkit jika ada, perawata nya sama dengan perawatan cacar biasa. Sehingga obat sudah kita drop ke Puskesmas," kata Fattah. (*)

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019