Sosok Sara Lindskov Jacobsen mampu menyedot perhatian para penonton Piala Sudirman 2019 di Nanning, China, Selasa. Ia hampir memenangi gim pertama melawan tunggal putri Kazakhstan Aisha Zhumabek dengan dua kali game point di pertandingan penyisihan grup 4 Piala Sudirman 2019.
Namun tunggal putri terbaik dari Greenland itu dipaksa bermain deuce dan kehilangan gim pertama 21-23.
Usai bertukar tempat, pebulu tangkis kelahiran 15 Juli 1994 itu menyamakan kedudukan dan tak terbendung di gim kedua dengan skor 21-13.
Jacobsen, yang juga memperkuat sektor ganda putri itu, saling salip-menyalip angka di gim ketiga yang ketat hingga imbang di poin ke-18 namun dengan determinasi dan dukungan rekan-rekan satu tim di pinggir lapangan, dara berparas jelita itu mampu mencuri tiga angka terakhir untuk mempersembahkan kemenangan bagi Greenland.
"Ini adalah (kemenangan) yang pertama. Aku rasa hari ini lebih baik. Terakhir kali sangat sulit jadi kami sepertinya kalah telak lagi hari ini, tapi ini adalah perasaan yang menyenangkan," ungkap Jacobsen usai laga.
Di pertandingan pertama Grup 4 melawan Makau, Greenland, yang baru pertama kali turun di turnamen dengan level setinggi Sudirman Cup itu dibantai 0-5.
Di pertandingan kedua mereka, satu-satunya kemenangan bagi negara otonomi di bawah pemerintahan Kerajaan Denmark itu dipersembahkan oleh Jacobsen di tunggal putri.
Walaupun mengalami kekalahan telak, para pebulu tangkis Greenland tampak menikmati setiap momen di pertandingan itu.
Karena perjuangan berat mereka tak hanya di arena. Tim yang berasal dari pulau terbesar dan terpencil di dekat lingkar kutub utara itu harus menabrak batasan geografis untuk bisa sampai ke China yang berada di belahan dunia lain.
Selain itu, tak banyak digelar kejuaraan bertingkat internasional di negara berpenduduk sekitar 55.000 orang itu.
"Hanya ada satu kali kejuaraan nasional dalam setahun, dan kadang turnamen dengan skala lebih kecil jadi kami bisa memiliki tiga hingga empat turnamen dalam setahun," kata Jacobsen.
Sebelumnya sebagian besar punggawa badminton Greenland itu memiliki pengalaman turun di turnamen internasional BWF Future Series di Islandia, venue terjauh yang pernah mereka sambangi. Jacobsen tercatat tiga kali mengikuti Iceland Internasional.
Walau minim kejuaraan, bulu tangkis menjadi olahraga ketiga yang digemari orang-orang Greenland setelah sepak bola dan bola tangan.
"Bulu tangkis seperti semacam hobi bagi kami. Keluargaku bermain bulu tangkis. Ayahku bermain juga. Dia ingin aku mulai bermain dan aku mengawali bermain bersama kakakku," ingat Jacobsen soal pertama kali memegang raket dan kok.
Saat ini Jacobsen masih menimba ilmu sebagai mahasiswi jurusan manajemen perhotelan di salah satu perguruan tinggi di Denmark.
"Aku sekarang tinggal di Denmark untuk belajar dan kembali ke Greenland ketika aku selesai," kata Jacobsen.
Jacobsen bersama tujuh pebulu tangkis lain di timnas Greenland telah menyelesaikan tugasnya di Piala Sudirman tahun ini dan akan kembali menempuh ribuan kilometer dari Nanning menuju Ibu kota Nuuk dengan kisah dan pengalaman yang tak ternilai untuk diceritakan ke keluarga, kawan dan generasi pebulu tangkis penerus mereka.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Namun tunggal putri terbaik dari Greenland itu dipaksa bermain deuce dan kehilangan gim pertama 21-23.
Usai bertukar tempat, pebulu tangkis kelahiran 15 Juli 1994 itu menyamakan kedudukan dan tak terbendung di gim kedua dengan skor 21-13.
Jacobsen, yang juga memperkuat sektor ganda putri itu, saling salip-menyalip angka di gim ketiga yang ketat hingga imbang di poin ke-18 namun dengan determinasi dan dukungan rekan-rekan satu tim di pinggir lapangan, dara berparas jelita itu mampu mencuri tiga angka terakhir untuk mempersembahkan kemenangan bagi Greenland.
"Ini adalah (kemenangan) yang pertama. Aku rasa hari ini lebih baik. Terakhir kali sangat sulit jadi kami sepertinya kalah telak lagi hari ini, tapi ini adalah perasaan yang menyenangkan," ungkap Jacobsen usai laga.
Di pertandingan pertama Grup 4 melawan Makau, Greenland, yang baru pertama kali turun di turnamen dengan level setinggi Sudirman Cup itu dibantai 0-5.
Di pertandingan kedua mereka, satu-satunya kemenangan bagi negara otonomi di bawah pemerintahan Kerajaan Denmark itu dipersembahkan oleh Jacobsen di tunggal putri.
Walaupun mengalami kekalahan telak, para pebulu tangkis Greenland tampak menikmati setiap momen di pertandingan itu.
Karena perjuangan berat mereka tak hanya di arena. Tim yang berasal dari pulau terbesar dan terpencil di dekat lingkar kutub utara itu harus menabrak batasan geografis untuk bisa sampai ke China yang berada di belahan dunia lain.
Selain itu, tak banyak digelar kejuaraan bertingkat internasional di negara berpenduduk sekitar 55.000 orang itu.
"Hanya ada satu kali kejuaraan nasional dalam setahun, dan kadang turnamen dengan skala lebih kecil jadi kami bisa memiliki tiga hingga empat turnamen dalam setahun," kata Jacobsen.
Sebelumnya sebagian besar punggawa badminton Greenland itu memiliki pengalaman turun di turnamen internasional BWF Future Series di Islandia, venue terjauh yang pernah mereka sambangi. Jacobsen tercatat tiga kali mengikuti Iceland Internasional.
Walau minim kejuaraan, bulu tangkis menjadi olahraga ketiga yang digemari orang-orang Greenland setelah sepak bola dan bola tangan.
"Bulu tangkis seperti semacam hobi bagi kami. Keluargaku bermain bulu tangkis. Ayahku bermain juga. Dia ingin aku mulai bermain dan aku mengawali bermain bersama kakakku," ingat Jacobsen soal pertama kali memegang raket dan kok.
Saat ini Jacobsen masih menimba ilmu sebagai mahasiswi jurusan manajemen perhotelan di salah satu perguruan tinggi di Denmark.
"Aku sekarang tinggal di Denmark untuk belajar dan kembali ke Greenland ketika aku selesai," kata Jacobsen.
Jacobsen bersama tujuh pebulu tangkis lain di timnas Greenland telah menyelesaikan tugasnya di Piala Sudirman tahun ini dan akan kembali menempuh ribuan kilometer dari Nanning menuju Ibu kota Nuuk dengan kisah dan pengalaman yang tak ternilai untuk diceritakan ke keluarga, kawan dan generasi pebulu tangkis penerus mereka.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019