Meski berstatus daerah penunjang Kota Pontianak, namun kapasitas air yang diolah PDAM Tirta Ria Kabupaten Kubu Raya masih rendah. Padahal ratusan ribu jiwa tinggal di kabupaten tersebut. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, tahun depan PDAM Kubu Raya akan mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk meningkatkan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dalam meningkatkan layanan distribusi air bersih kepada masyarakat.

"Tahun 2020 mendatang Kubu Raya telah mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintah pusat untuk 300 liter/detik. Ini tentu akan sangat membantu kami dalam meningkatkan layanan distribusi air bersih kepada masyarakat," kata Direktur PDAM Tirta Ria Kabupaten Kubu Raya, Mula Putra di Sungai Raya, Senin.

Ia mengatakan, dengan bantuan pemerintah pusat pula, pihaknya akan bisa meningkatkan pelayanan air dan naik kelas. Selama ini, ujarnya, kelas PDAM Kubu Raya berkategori di bawah 30 ribu pelanggan sehingga hanya dipimpin satu direktur.

"Insya Allah misalnya dengan percepatan penambahan pelanggan kita targetkan mungkin dalam dua tahun ini kelas kita bisa naik. Bisa mencapai 30 ribuan lebih pelanggan dan direksinya bisa menjadi tiga orang, yakni direktur utama, direktur teknik, dan direktur umum dan keuangan," tuturnya.

Mula Putra mengatakan, sebagai perpanjangan pemerintah daerah, pihaknya terinspirasi untuk turut aktif mewujudkan masyarakat Kubu Raya yang bahagia. Caranya melalui pelayanan air bersih yang berkualitas dan terdepan dalam lingkungan kerja yang religius.

"Kami punya satu program namanya program "Menanjak", di mana dalam program ini kita adakan percepatan-percepatan untuk meningkatkan pelayanan, pendapatan, menekan kebocoran, dan memperluas jangkauan pelayanan teknis," katanya.

Mula mengungkapkan, kondisi pelayanan teknis di Kubu Raya saat ini baru 17 persen. Tertinggal sangat jauh dengan rencana jangka menengah pemerintah secara nasional, di mana cakupan pelayanan air seharusnya 100 persen.

"Bayangkan betapa tertinggal jauhnya Kubu Raya yang hanya 17 persen," katanya.

Ia menyebut cakupan jaringan sangat bisa dikembangkan. Yang menjadi masalah, menurut dia, adalah Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang sangat kurang. Kapasitas terpasang yang sekarang aktif hanya 210 liter/detik.

"Idealnya kalau kita mau mencakup 40 persen saja paling tidak kita harus punya IPA kurang lebih 1.000 liter/detik," katanya.

Lebih lanjut, Mula Putra menuturkan, terkait tarif pihaknya akan melakukan evaluasi. Intinya, persoalan tarif tidak menimbulkan polemik di masyarakat. Berkaitan dengan tarif pula ia menerangkan, dengan menekan tingkat kebocoran maka perusahaan daerah air minum sudah bisa untung.

"Khusus untuk Kubu Raya sebenarnya kita sudah full cost recovery. Hanya hanya karena tingkat kebocoran kita tinggi hingga 39 persen, akhirnya harga produksi air kita lebih tinggi dari harga pokok air kita," kata Mula.

Mula menjelaskan, meski di 2018 PDAM Tirta Raya telah mencetak laba Rp 1,2 miliar, kinerjanya tetap terbilang kurang sehat karena belum mencapai poin yang dipersyaratkan pemerintah.

"Nah, target saya dalam tiga bulan ini kita sudah tahu indikator-indikatornya apa, kelemahan-kelemahannya di mana dan itu yang mau kita tingkatkan. Yang sudah bagus kita dipertahankan, karena ada beberapa indikator yang kita jeblok, terutama di aspek pelayanan, keuangan, produksi, dan administrasi dan yang paling lemah sebenarnya di aspek sumber daya manusia," kata Mula.


 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019