Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Faisal Abdullah berharap para pemuda lebih kreatif dan terus berinovasi, dan bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, dan tidak selalu berharap menjadi PNS (pegawai negeri sipil).

"Para pemuda sekarang harus lebih kreatif, caranya adalah dengan terus menerus melakukan inovasi, sehingga tidak lagi susah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, karena para pemudanya sudah produktif dalam bidang ekonomi kreatif,” kata Faisal Abdullah seusai menutup pelatihan kriya bagi pemuda di Kalbar di Pontianak, Jumat.

Pelatihan kriya bagi pemuda di Kalbar diselenggarakan oleh Kemenpora bekerjasama dengan pihak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak dan instansi terkait lainnya di Pemprov Kalbar.

Dia berharap selama dua hari ini pelaksanaan pelatihan kreativitas pemuda dapat meningkatkan pengetahuan para anak muda yang berkaitan dengan Kriya.

"Ini sebagai bekal kepada mereka untuk terus berinovasi, sehingga bisa terus mengasah dan meningkatkan bakat mereka,” ujarnya.

Ia menambahkan, setelah melihat langsung para pemuda yang mengikuti pelatihan itu, maka dirinya optimistis pemuda tersebut bisa terus berkreasi dan berinovasi. “Mereka masing-masing memiliki bakat dalam berkriya dan punya semangat untuk maju sehingga karya yang dihasilkan juga bernilai ekonomis," katanya.

Dia berharap angka enterpreuner di Indonesia juga bisa naik dari 2 persen dan meningkat populasinya menjadi 10 persen, agar ideal untuk menjadi sebuah negara maju.

“Dan menyerap lapangan pekerjaan yang besar, sehingga ke depannya para pemuda tidak hanya terpaku untuk menjadi PNS saja, melainkan timbul semangat untuk berwiraswasta dan menciptakan lapangan pekerjaan," jelasnya.

Sementara itu, salah seorang perserta kegiatan pelatihan kriya, Hani Alfiyani menilai kegiatan pelatihan kriya yang baru saja diikuti bersama para pemuda Kalbar lainnya sangat bagus dan dapat meningkatkan pengetahuan baru bagi mereka.

Mahasiswa FMIPA Universitas Tanjungpura Pontianak, jurusan Kimia Murni angkatan 2016 semester 7 itu, menyatakan hal baru yang dia peroleh saat kegiatan pelatihan kriya, yaitu bisa membangun jaringan yang lebih luas, sehingga bisa menambah dan mengembangkan kriya mereka yang sebelumnya memang sudah ada.

"Sesuai dengan tujuan awal, saya dan tim ingin memfokuskan dan mengembangkan limbah organik di Kota Pontianak, terutama limbah kulit durian, saya dan tim ingin melakukan riset lebih lanjut, agar tahu pengolahan dan kandungan apa saja yang terkandung di dalam kulit durian tersebut," terangnya.

Hingga saat ini, dia menyebutkan kulit durian sudah dilakukan uji coba, untuk racun nyamuk, obat jerawat, obat sakit perut, manisan, dan lain-lain. "Jadi perlu dilakukan riset lebih lanjut agar dapat menyakinkan konsumen,” kata Hani Alfiyani.
 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019