Wakil Rektor I Universitas Tanjungpura Pontianak, Dr Aswandi saat mengadiri Focus Group Discussion (FGB) mengatakan, seharusnya Bhinneka Tunggal Ika itu dapat menjadi modal bangsa Indonesia untuk maju. 

"Ya itu benar, sebagai modal kita untuk maju, tetapi mengapa sampai hati ini kita tidak juga maju-maju," kata Aswandi di acara FGD bertema Merajut Harmonisasi Keberagaman di Bumi Khatulistiwa Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilaksanakan di aula Rektor Untan,
 Pontianak, Selasa.

Hal itu, menurut Aswandi, dikarenakan keberagaman yang ada di Indonesia ini masih bersifat semu, kemudian rasa khebinnekaan dan pluralisme bangsa ini juga terasa semu.

"Kalau Gusdur bilang, seolah-oleh saja kita ini kayaknya pluralisme. Ternyata pada kenyataan itu tidak dan masih belum mantap pluralismenya," katanya.

Untuk itu, Rektor I Untan ini menyarankan bangsa Indonesia ini harus segera sempurnakan apa itu perbedaan, apa itu bhinneka dan apa itu pluralisme dalam satu kesatuan NKRI.

"Sehingga memang benar-benar bersatu. Jangan hanya karena pemilihan kepala daerah saja kita sudah terkotak-kotak dan terpolarisasi, mulai dari kelompok suku, agama dan lain sebagainya yang mudah menimbulkan perpecahan," katanya.

Aswandi menyebutkan, dalam menangani hal itu tidak bisa dengan ungkapkan harus membuat tembok supaya aman. Namun seperti kata orang bijak untuk mempersatukan bangsa ini harus dibuat jembatan.

"Artinya masing-masing anak bangsa ini harus duduk bersama untuk berdialog berkomunikasi secara bersungguh-sungguh untuk menyatukan presepsi agar melahirkan kebersamaan kita dalam perbedaan dalam bingkai NKRI. Jangan hal ini hanya basa basi saja hasil dialog kebersamaan itu masing-masing harus bertanggungjawab ," katanya.

Ia mengakui memang saat ini sudah ada jembatan, seperti FKUB. Namun menurut pengamatanya FKUB ini belum berjalan efektif hanya insidentil saja.


 

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019