Guru MAN Insan Cendekia Sambas, Sutardi yang mewakili Kalimantan Barat berhasil meraih juara 1 tingkat nasional kategori guru Madrasah Aliyah (MA) dalam anugerah guru berprestasi yang diberikan kepada guru-guru madrasah berprestasi di lingkungan Kementerian Agama.
“Pada tahun ini ada 11 kategori dan saya bersyukur meraih juara pertama kategori guru MA ," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Senin.
Guru mata pelajaran kimia tersebut mengatakan untuk anugerah tersebut diseleksi mulai tingkat kabupaten dan sampai tingkat provinsi.
“Hasil terbaik di provinsi untuk tiap kategori mewakili provinsinya mengikuti seleksi di tingkat nasional. Tahun ini terdapat 28 provinsi yg mengirimkan wakilnya,” kata dia.
Ia mengatakan untuk tingkat pusat seleksi sangat ketat mulai seleksi portofolio, karya tulis, dan verifikasi faktual kinerja ke daerah oleh tim penilai pusat.
“Dari setiap kategori diambil 5 besar diundang sebagai peserta nominasi anugerah guru berprestasi tahun 2019 di Lampung dari tanggal 20 - 24 November 2019,” jelas dia
Selanjutnya para peserta nominasi menjalani serangkaian tes berupa tes tertulis moderasi beragama, presentasi karya tulis atau karya inovasi, wawancara dan audisi grand final.
“Saya mewakili Kalimantan Barat dalam ajang ini karena aktif mengajar juga aktif menulis. Saya telah membuat lebih dari 40 judul artikel bidang pendidikan dan sosial di koran atau majalah, 7 buah jurnal telah diterbitkan di jurnal ilmiah ISSN, 7 judul buku terkait mata pelajaran kimia telah ditulis dan 2 diantaranya telah diterbitkan dengan ISBN,” ujar suami dari Diana Astuti.
Dirinya juga aktif melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui diklat baik diklat tatap muka maupun online dan forum-forum ilmiah. Dalam pembimbingan siswa, aktif membimbing siswa dalam klub bidang studi kimia baik bimbingan olimpiade maupun karya tulis ilmiah kimia.
“Bahkan kita juga pernah berhasil membawa siswa menjadi juara pada tingkat provinsi maupun nasional. Prestasi siswa terbaru adalah medali Perunggu pada ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) bidang Kimia di Manado bulan Oktober 2019 yang lalu,” kata dia.
Setelah mendapat penghargaan, ia berencana ke depan sesuai dengan harapan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Prof. Dr. Suyitno akan mengintegrasikan pendidikan kimia dengan nilai-nilai Islam Washatiyyah, sehingga pelajaran kimia bisa berkontribusi dalam menciptakan generasi yang toleran, seimbang, mengambil jalan tengah dan menghargai perbedaan, tetapi memegang prinsip kebenaran serta menghargai bangsa dan negaranya.
“Saya juga akan mencoba melakukan deseminasi tentang perubahan paradigma pendidikan di era 4.0 ini kepada guru - guru lain melalui kegiatan kolektif guru seperti MGMP, PGRI, dan Asosiasi Guru Sains Indonesia Kalimantan Barat,” kata dia.
Sutardi yang memiliki dua orang putri ini merupakan strata 1 tahun 2005 Jurusan Kimia di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melalui beasiswa Supersemar dan Damandiri. Kemudian lulusan strata 2 di jurusan dan universitas yang sama dengan predikat cumlaude tahun 2011 melalui beasiswa Kementerian Agama.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
“Pada tahun ini ada 11 kategori dan saya bersyukur meraih juara pertama kategori guru MA ," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Senin.
Guru mata pelajaran kimia tersebut mengatakan untuk anugerah tersebut diseleksi mulai tingkat kabupaten dan sampai tingkat provinsi.
“Hasil terbaik di provinsi untuk tiap kategori mewakili provinsinya mengikuti seleksi di tingkat nasional. Tahun ini terdapat 28 provinsi yg mengirimkan wakilnya,” kata dia.
Ia mengatakan untuk tingkat pusat seleksi sangat ketat mulai seleksi portofolio, karya tulis, dan verifikasi faktual kinerja ke daerah oleh tim penilai pusat.
“Dari setiap kategori diambil 5 besar diundang sebagai peserta nominasi anugerah guru berprestasi tahun 2019 di Lampung dari tanggal 20 - 24 November 2019,” jelas dia
Selanjutnya para peserta nominasi menjalani serangkaian tes berupa tes tertulis moderasi beragama, presentasi karya tulis atau karya inovasi, wawancara dan audisi grand final.
“Saya mewakili Kalimantan Barat dalam ajang ini karena aktif mengajar juga aktif menulis. Saya telah membuat lebih dari 40 judul artikel bidang pendidikan dan sosial di koran atau majalah, 7 buah jurnal telah diterbitkan di jurnal ilmiah ISSN, 7 judul buku terkait mata pelajaran kimia telah ditulis dan 2 diantaranya telah diterbitkan dengan ISBN,” ujar suami dari Diana Astuti.
Dirinya juga aktif melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui diklat baik diklat tatap muka maupun online dan forum-forum ilmiah. Dalam pembimbingan siswa, aktif membimbing siswa dalam klub bidang studi kimia baik bimbingan olimpiade maupun karya tulis ilmiah kimia.
“Bahkan kita juga pernah berhasil membawa siswa menjadi juara pada tingkat provinsi maupun nasional. Prestasi siswa terbaru adalah medali Perunggu pada ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) bidang Kimia di Manado bulan Oktober 2019 yang lalu,” kata dia.
Setelah mendapat penghargaan, ia berencana ke depan sesuai dengan harapan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Prof. Dr. Suyitno akan mengintegrasikan pendidikan kimia dengan nilai-nilai Islam Washatiyyah, sehingga pelajaran kimia bisa berkontribusi dalam menciptakan generasi yang toleran, seimbang, mengambil jalan tengah dan menghargai perbedaan, tetapi memegang prinsip kebenaran serta menghargai bangsa dan negaranya.
“Saya juga akan mencoba melakukan deseminasi tentang perubahan paradigma pendidikan di era 4.0 ini kepada guru - guru lain melalui kegiatan kolektif guru seperti MGMP, PGRI, dan Asosiasi Guru Sains Indonesia Kalimantan Barat,” kata dia.
Sutardi yang memiliki dua orang putri ini merupakan strata 1 tahun 2005 Jurusan Kimia di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melalui beasiswa Supersemar dan Damandiri. Kemudian lulusan strata 2 di jurusan dan universitas yang sama dengan predikat cumlaude tahun 2011 melalui beasiswa Kementerian Agama.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019