Nelayan tradisional di Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, sejak sebulan terakhir enggan atau takut turun ke laut karena gelombang tinggi sejak Desember 2019 hingga Januari 2020.

"Sudah hampir dua bulan ini kami tidak melaut untuk mencari ikan karena ketinggian gelombang bisa mencapai empat meter," kata Zainal salah seorang nelayan di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, akibat sejumlah nelayan tradisional di Pontianak dan sekitarnya enggan melaut,  mereka mengalami kerugian akibat tidak melaut tersebut.

"Ada puluhan kapal motor nelayan tradisional yang bersandar di dermaga-dermaga perorangan karena tidak bisa turun ke laut dampak gelombang tinggi tersebut," ungkapnya.

Ia menambahkan, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari pihaknya terpaksa berhutang dulu, dan baru akan dibayar setelah mereka bisa turun ke laut lagi.

Zainal menambahkan, selama sebulan lebih ini, pihaknya mengisi waktu kosong dengan membetulkan KM mereka yang rusak atau menambal bagian yang bocor dan lainnya.

"Kami berharap cuaca buruk segera berakhir, agar kami bisa melakukan aktivitas kembali dalam mencari ikan, sehingga kebutuhan ikan di pasar juga bisa dipenuhi," ujarnya.

Dia juga berharap, instansi terkait dalam hal ini memberikan bantuan atau solusi sepanjang para nelayan tidak melaut, seperti memberikan pinjaman lunak atau lainnya.
 

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020