Fachrul Lutfhi, penemu formula Formav - D asal Kota Pontianak, mempersilahkan pihak terkait untuk mengujicobakan temuan yang selama ini ia gunakan sebagai obat bagi penderita demam berdarah dengue ke pasien positif ataupun suspect Covid-19 di Kalimantan Barat.
"Di China sendiri, belum ada obat kimia untuk mengobati pasien Covid-19. Paramedis di China menggunakan obat tradisional bagi pasien Covid-19," kata Lutfi di Pontianak, Senin.
Menurut dia, selama belum ada obat untuk suatu penyakit, maka dapat menggunakan formula tertentu asalkan dari sisi jaminan kesehatan tidak bermasalah.
Ia melanjutkan, selama ini masyarakat Kota Pontianak dan sekitarnya sudah mengenal Formav-D untuk menyembuhkan pasien DBD dan tipes khususnya.
"Mungkin saja Covid-19 dengan Formav-D menjadi salah satu solusinya," kata Lutfi. Lutfi bercerita, ia baru pulang dari Pulau Bali pada akhir Februari lalu setelah menginap selama lima hari.
Pada hari ketiga, ia mengalami demam lalu batuk-batuk disertai dahak yang kental berwarna hitam. Ia lalu minum Formav - D yang selalu dibawanya dan hasilnya ia tak lagi demam dan batuk.
Ia pun siap jika memang Formav-D tersebut akan digunakan untuk pasien suspect atau positif Covid-19.
Lutfi menemukan formulasi untuk Formav-D pada tahun 2006 secara tak sengaja. Pada tahun 2010 semakin banyak yang mengetahui Formav-D terutama untuk penyakit DBD dan tipes.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Di China sendiri, belum ada obat kimia untuk mengobati pasien Covid-19. Paramedis di China menggunakan obat tradisional bagi pasien Covid-19," kata Lutfi di Pontianak, Senin.
Menurut dia, selama belum ada obat untuk suatu penyakit, maka dapat menggunakan formula tertentu asalkan dari sisi jaminan kesehatan tidak bermasalah.
Ia melanjutkan, selama ini masyarakat Kota Pontianak dan sekitarnya sudah mengenal Formav-D untuk menyembuhkan pasien DBD dan tipes khususnya.
"Mungkin saja Covid-19 dengan Formav-D menjadi salah satu solusinya," kata Lutfi. Lutfi bercerita, ia baru pulang dari Pulau Bali pada akhir Februari lalu setelah menginap selama lima hari.
Pada hari ketiga, ia mengalami demam lalu batuk-batuk disertai dahak yang kental berwarna hitam. Ia lalu minum Formav - D yang selalu dibawanya dan hasilnya ia tak lagi demam dan batuk.
Ia pun siap jika memang Formav-D tersebut akan digunakan untuk pasien suspect atau positif Covid-19.
Lutfi menemukan formulasi untuk Formav-D pada tahun 2006 secara tak sengaja. Pada tahun 2010 semakin banyak yang mengetahui Formav-D terutama untuk penyakit DBD dan tipes.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020