Upaya memerangi penyebaran virus corona atau COVID-19 juga dilakukan puluhan jurnalis di Pontianak yang tergabung dalam Rumah Jurnalis Pontianak, dengan mendirikan Posko Peliputan COVID-19 di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.

Yuniardi, Juru Bicara Rumah Jurnalis Pontianak (RJP) di Pontianak, Selasa, mengatakan, upaya yang dilakukan oleh jurnalis ini adalah mendirikan posko peliputan bagi sejumlah jurnalis di Pontianak, untuk mendapatkan informasi terkini dan terbaru atas konfirmasi ke sumber yang tepat.

"Kami berupaya bersama-sama dengan pemerintah dan seluruh warga Kalbar melawan COVIF-19 dengan pemberitaan yang benar dan terverifikasi. Upaya ini juga sebagai bukti kami merupakan corong publik untuk mendapatkan informasi," katanya di Kedai Opini, Jalan Putri Daranante, Pontianak.

Tempat ini (Kedai Opini) dipilih sebagai posko karena sangat strategis dan terjangkau ke sumber informasi, misalnya Dinkes Kalbar, Polresta Pontianak, serta sejumlah kantor-kantor yang merupakan sumber utama yang akan dijadikan dasar pemberitaan.

"Di posko ini kami juga saling bertukar informasi mengenai keamanan liputan serta protokol keselamatan dalam peliputan COVID-19. Kami berupaya mematuhi semua panduan yang telah diarahkan Dewan Pers, AJI dan IJTI," kata Yuniardi yang karib disapa Uun.

Uun mengungkapkan, saat ini sejumlah jurnalis dari berbagai organisasi seperti AJI Pontianak dan IJTI Pengda Kalbar serta non organisasi tergabung dalam posko tersebut. 

Tujuannya jelas, untuk memberantas hoaks soal corona dan tidak memberikan kepanikan kepada masyarakat.

"Kami cukup resah juga dengan hoaks COVID-19 yang berseliweran di medsos. Maka itu, kami mengimbau masyarakat agar membaca, mendengar dan menonton berita dari sumber terpercaya," katanya.

Namun, Uun mengeluhkan, sampai saat ini masih sulit mendapatkan alat pelindung diri seperti masker dan handsanitizer. Untuk itu dirinya berharap, agar semua pihak bisa membantu memberikan akses kepada jurnalis untuk membeli dan mendapatkannya.

"Kami dapat masker terbatas sekali. Padahal kami harus turun ke lapangan untuk memperoleh informasi yang nantinya diterima oleh masyarakat," ujarnya.

Rumah Jurnalis Pontianak juga kata dia, meminta masyarakat mengisolasi diri di rumah dan mematuhi seruan serta maklumat dari pemerintah dan kepolisian.

"Biar kami yang meliput, kalian di rumah aja. Jangan lagi nongkrong. Kalau ke luar rumah membeli panganan, lengkapi diri dengan masker. Jangan lupa pula mencuci tangan," pintanya.

Sementara itu, Satu di antara jurnalis senior di Kalbar, Andi Fachrizal atau Rizal Daeng mengatakan, Rumah Jurnalis Pontianak bisa juga menjadi tempat bagi masyarakat yang ingin memperoleh informasi terkait COVID-19.

"Namun jangan datang ke sini, baca saja berita yang kami suguhkan di media-media kami. Jika ingin mengetahui soal data bisa membuka dinkes.kalbarprov.go.id/covid-19, atau mendengar radio, menonton televisi dan membaca tulisan kami di koran serta media online yang terpercaya," katanya.

Selain itu, Rizal mengungkapkan, narasumber atau sumber informasi juga harus segera memberikan keterbukaan informasi seluas-luasnya bagi masyarakat.

"Tentu yang sesuai kaidah jurnalistik, jangan ditampilkan namanya, alamatnya. Cukup umur dan jenis kelamin serta kabupaten atau kotanya. Yang penting juga, di saat seperti ini, yang jurnalis butuhkan adalah kecepatan menjawab sejumlah pertanyaan. Mohon direspons segera jika jurnalis bertanya, karena kami bertanggungjawab pada publik untuk memberikan informasi yang benar," tutupnya. 
 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020