Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia Kalimantan Barat Jusdar mengatakan bahwa bahan olahan karet (bokar) yang dihasilkan dari perkebunan karet di Kalbar saat ini hanya mampu memenuhi sekitar 50 persen dari kebutuhan atau kapasitas terpasang pabrik.

"Artinya, saat ini kita kekurangan bokar 50 persen dari kapasitas mesin pabrik yang terpasang. Ada Isu yang beredar dan meresahkan petani karet yang mengatakan harga karet hanya tinggal Rp1.500 per kilogram dan pabrik tidak menerima bokar pada saat ini. Itu adalah hoaks," ujarnya di Pontianak, Senin.

Jusdar mengatakan dengan kekurangan bokar  bahkan ada pabrik di Kalbar yang membeli bokar dari provinsi lain seperti dari Lampung dan Kalteng.

"Total kapasitas seluruh pabrik di Kalbar pada saat ini sekitar 500 ribu ton per tahun. Di Kalbar yang beroperasi saat ini ada 12 pabrik,"kata dia.

Dengan kondisi kekurangan bokar di Kalbar tersebut menurutnya perlu dilakukan peremajaan tanaman karet. Hal itu selain karet petani sudah tua juga masih banyak yang tidak menggunakan benih unggul.

"Kebun karet rakyat yang diremajakan akan meningkatkan produktivitas kebun rakyat. Pada saat ini produktivitas petani karet kita hanya sekitar 700 kilogram karet kering /hektare/tahun. Sedangkan kalau di Vietnam sudah mencapai sekitar 1.800 kilogram karet kering/hektare/tahun. Kalau produktivitas tinggi tentu penghasilan petani bisa meningkat menjadi dua kali lipat lebih dari penghasilan saat ini," jelasnya.

Terkait harga karet menurutnya untuk di pasar internasional turun tajam sekitar 27 persen yaitu dari harga tertinggi 1,50 dolar AS pada Februari 2020 menjadi 1,10 dolar per kilogram SIR pada saat ini.

"Di pasar lokal hanya turun sekitar 20 persen karena terbantu oleh melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS," kata dia.

Menurutnya harga bokar yang diterima pabrik pada saat ini dengan Kadar Karet Kering (K3)100 persen sekitar Rp14.000 - Rp14.500 per kilogram dan itu tergantung di mana lokasi pabriknya karena berpengaruh terhadap biaya transportasi.

"Bokar yang dibawa ke pabrik pada umumnya rata -rata hanya sekitar 50 persen - 65 persen K3 nya. Harga Bokar yang diterima penjual di pabrik juga tergantung kepada K3 bokar tersebut. Contoh bokar dengan K3 50 persen maka 50 persen X Rp14.000 - Rp14.500. Sehingga menjadi Rp7.000- Rp7.250 per kilogram," kata dia.

Ia menambahkan bahwa semakin tinggi K3 bokar semakin tinggi harganya. Harga tergantung kepada persentase K3 nya.

"Petani karet juga diminta memproduksi bokar bersih yang bebas kontaminan seperti kayu, pasir, tanah dan sampah lainnya karena K3 dari bokar kotor biasanya rendah sehingga harganya juga menjadi lebih rendah dari bokar bersih. Bahkan bokar yang mengandung kontaminan lebih dari 5 persen akan ditolak oleh pabrik," jelas dia.

Baca juga: Harga karet tingkat pabrik di Kalbar Rp14.500/kg
Baca juga: Gapkindo bantah penutupan pabrik karet dampak COVID-19

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020