Para relawan medis yang bertugas di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta menikmati berbagai fasilitas untuk menghilangkan penat seperti karaoke, kata perawat Steven Stallone August.
"Kami disuplai dengan baik oleh Pemerintah baik berupa makan dan minum. Walau kadang ada beberapa hal yang kurang mengenakkan di hati, kita maklumi saja namanya juga darurat," kata Steven dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Rabu.
Perawat yang bertugas di ruangan ICU Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet itu juga mengaku mendapatkan fasilitas untuk melepas penat setelah merawat pasien dalam pengawasan(PDP) dan mereka yang sudah positif terinfeksi COVID-19.
Baca juga: DPR salurkan seribu alat "rapid test" di RSD Wisma Atlet
Beberapa fasilitas itu antara lain untuk berolahraga seperti tenis meja dan bulu tangkis. Selain itu terdapat scooter yang membuat mereka bisa berkeliling kompleks Wisma Atlet dan fasilitas karaoke.
Steven adalah perawat yang berasal dari Surabaya yang mendapatkan informasi soal pembukaan penerimaan relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dari seorang teman yang sudah bertugas duluan di RS Darurat Wisma Atlet.
"Sempat terpikir takut untuk mendaftar karena katanya berbahaya. Pada dasarnya insting saya sebagai merawat kapan saya bisa turun menangani wabah skala internasional secara langsung," kata dia.
Setelah beberapa kali tertunda, dia akhirnya berhasil lolos pendaftaran relawan medis dan terbang dari Surabaya ke Jakarta untuk menjalani tes kesehatan.
Baca juga: Ratusan jamaah Masjid Kebun Jeruk dipindahkan ke RS Wisma Atlet
Sejak saat itu dia bertugas untuk memastikan kondisi pasien positif COVID-19 dan PDP yang dirawat di ruang ICU, unit untuk pasien yang membutuhkan penanganan khusus.
Tugas Steven sendiri masih panjang, bulan depan dia harus menjalani karantina selama 14 hari sebelum harus kembali bertugas selama sebulan.
Sejauh ini, menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, sudah terdapat 28.900 orang yang terdaftar sebagai relawan dengan 5.500 di antaranya mendaftar sebagai relawan medis.
Baca juga: Presiden jelaskan penggunaan klorokuin untuk COVID-19
Baca juga: Tenaga medis di Thailand tertekan meski jumlah kasus COVID-19 turun
Baca juga: Gubernur Kalbar terima bantuan 300 unit hazmat untuk tenaga medis COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Kami disuplai dengan baik oleh Pemerintah baik berupa makan dan minum. Walau kadang ada beberapa hal yang kurang mengenakkan di hati, kita maklumi saja namanya juga darurat," kata Steven dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Rabu.
Perawat yang bertugas di ruangan ICU Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet itu juga mengaku mendapatkan fasilitas untuk melepas penat setelah merawat pasien dalam pengawasan(PDP) dan mereka yang sudah positif terinfeksi COVID-19.
Baca juga: DPR salurkan seribu alat "rapid test" di RSD Wisma Atlet
Beberapa fasilitas itu antara lain untuk berolahraga seperti tenis meja dan bulu tangkis. Selain itu terdapat scooter yang membuat mereka bisa berkeliling kompleks Wisma Atlet dan fasilitas karaoke.
Steven adalah perawat yang berasal dari Surabaya yang mendapatkan informasi soal pembukaan penerimaan relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dari seorang teman yang sudah bertugas duluan di RS Darurat Wisma Atlet.
"Sempat terpikir takut untuk mendaftar karena katanya berbahaya. Pada dasarnya insting saya sebagai merawat kapan saya bisa turun menangani wabah skala internasional secara langsung," kata dia.
Setelah beberapa kali tertunda, dia akhirnya berhasil lolos pendaftaran relawan medis dan terbang dari Surabaya ke Jakarta untuk menjalani tes kesehatan.
Baca juga: Ratusan jamaah Masjid Kebun Jeruk dipindahkan ke RS Wisma Atlet
Sejak saat itu dia bertugas untuk memastikan kondisi pasien positif COVID-19 dan PDP yang dirawat di ruang ICU, unit untuk pasien yang membutuhkan penanganan khusus.
Tugas Steven sendiri masih panjang, bulan depan dia harus menjalani karantina selama 14 hari sebelum harus kembali bertugas selama sebulan.
Sejauh ini, menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, sudah terdapat 28.900 orang yang terdaftar sebagai relawan dengan 5.500 di antaranya mendaftar sebagai relawan medis.
Baca juga: Presiden jelaskan penggunaan klorokuin untuk COVID-19
Baca juga: Tenaga medis di Thailand tertekan meski jumlah kasus COVID-19 turun
Baca juga: Gubernur Kalbar terima bantuan 300 unit hazmat untuk tenaga medis COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020