Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson memperingatkan masyarakat Kalbar untuk mewaspadai pendatang dari luar provinsi itu karena dikhawatirkan menjadi 'super spreader' yang membawa virus COVID-19 dengan viral load (kandungan virus) lebih tinggi dan lebih berbahaya.

"Saat ini kita terus menggencarkan proses tes usap (swab test) terhadap penumpang pesawat dan kapal laut dari luar Kalbar karena dikhawatirkan mereka bisa menjadi 'super spreader' yang membawa kandungan virus lebih tinggi dari yang ada di Kalbar," katanya di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa istilah 'super spreader' diberikan kepada mereka yang bisa menyebarkan virus corona pada banyak orang dengan mudah, dalam waktu singkat. Karena di beberapa negara, keberadaan seseorang yang disebut sebagai 'super spreader' telah menyebabkan banyak orang tertular virus corona.

"Perlu diketahui, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Untan terhadap masyarakat dari luar Kalbar yang dilakukan tes usap dan hasilnya positif COVID-19, dari hasil sampel tenggorokannya diketahui kandungan virus yang ada bisa menapai 15 juta copies virus," tuturnya.

Dengan kandungan virus yang sangat besar yakni mencapai 15 juta copies, jika orang itu menghebuskan nafasnya saja, maka virus yang dikeluarkan akan cepat tersebar. Artinya, kata Harisson, masyarakat akan lebih mudah terpapar dan jika terjangkit jelas akan sulit penanganannya.

"Sementara untuk kadar virus COVID-19 lokal (dalam Kalbar), kandungan virus paling tinggi diangka 100 sampai 150 copies lebih rendah dari kandungan virus yang ada di luar Kalbar," katanya.

Untuk menjaga hal ini, maka setiap hari Dinkes Kalbar akan mengambil sampel tes cepat secara acak kepada penumpang Bandara Supadio yang datang dari luar Kalbar dan ini perintah gubernur agar masyarakat Kalbar tidak mudah terdampak virus dari masyarakat yang datang dari luar Kalbar.

"Untuk itu kita minta agar penumpang dari luar Kalbar yang terkonfirmasi COVID-19 baik melalui tes cepat maupun tes usap bisa mengisolasi diri selama 14 hari setelah itu jika tidak ada gejala, baru boleh keluar rumah untuk melakukan aktivitas," tuturnya.

Harisson menambahkan bahwa saat ini tingkat kesembuhan rata-rata nasional terhadap kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 72 persen dan angka kematian mencapai 4,32 persen.

"Untuk Kalbar, angka kesembukan mencapai 85 persen lebih sementara untuk angka kematian 0,9 persen," kata Harisson.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020