Menggigil atau panas dingin ditambah sakit tenggorokan bisa menjadi pertanda COVID-19, menurut dokter spesialis pengobatan keluarga,
Kathryn Boling
Boling yang berpraktik di Mercy Hospital di Baltimore mengatakan, ada pasien yang mengira dirinya terkena alergi, flu atau radang tenggorokan tetapi setelah diperiksa dia positif COVID-19.
"Saya memberi tahu pasien saya, jika mengalami bersin atau alergi, sakit tenggorokan yang Anda anggap pilek, Anda harus bersikap seolah-olah itu COVID-19 sampai terbukti sebaliknya," kata Boling seperti dikutip dari Medical Daily, Minggu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki daftar gejala penyakit akibat virus SARS-CoV-2 itu baik yang umum dan tidak terlalu umum, termasuk menggigil, pusing, hidung tersumbat, diare yang menjadi indikator keberadaan virus.
Lalu bagaimana orang bisa membedakannya dengan penyakit lain? Boling menyarankan untuk menghitung mundur sekitar lima hari dan memikirkan kemungkinan paparan.
Ada dua pertanyaan yang perlu dijawab sendiri, pertama: apa yang dilakukan selama ini, termasuk keluar rumah dan berada di sekitar orang lain? Jika jawabannya iya, pertimbangkan kemungkinan COVID-19.
Kedua: Apakah ini tampak seperti penyakit yang didapatkan dari orang lain? COVID-19 adalah virus yang menyebar melalui tetesan pernapasan, begitu pula flu.
Jika gejala Anda tidak memerlukan penularan dari orang lain, misalnya migrain atau infeksi bakteri, kemungkinan COVID-19 lebih kecil.
Mereka yang khawatir bisa menghubungi penyedia layanan kesehatan dan menjalani tes. Jika hasil positif, lakukan petunjuk dokter termasuk karantina selama 10 hari.
Boling mengatakan, bahkan sakit gusi dan kulit mungkin bisa menjadi gejala COVID-19.
Baca juga: Delirium gejala baru COVID-19? Ini penjelasannya
Baca juga: Sakit mata bisa menjadi salah satu indikator COVID-19
Baca juga: Mo Salah alami gejala COVID-19 ringan, kata dokter timnas Mesir
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Kathryn Boling
Boling yang berpraktik di Mercy Hospital di Baltimore mengatakan, ada pasien yang mengira dirinya terkena alergi, flu atau radang tenggorokan tetapi setelah diperiksa dia positif COVID-19.
"Saya memberi tahu pasien saya, jika mengalami bersin atau alergi, sakit tenggorokan yang Anda anggap pilek, Anda harus bersikap seolah-olah itu COVID-19 sampai terbukti sebaliknya," kata Boling seperti dikutip dari Medical Daily, Minggu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki daftar gejala penyakit akibat virus SARS-CoV-2 itu baik yang umum dan tidak terlalu umum, termasuk menggigil, pusing, hidung tersumbat, diare yang menjadi indikator keberadaan virus.
Lalu bagaimana orang bisa membedakannya dengan penyakit lain? Boling menyarankan untuk menghitung mundur sekitar lima hari dan memikirkan kemungkinan paparan.
Ada dua pertanyaan yang perlu dijawab sendiri, pertama: apa yang dilakukan selama ini, termasuk keluar rumah dan berada di sekitar orang lain? Jika jawabannya iya, pertimbangkan kemungkinan COVID-19.
Kedua: Apakah ini tampak seperti penyakit yang didapatkan dari orang lain? COVID-19 adalah virus yang menyebar melalui tetesan pernapasan, begitu pula flu.
Jika gejala Anda tidak memerlukan penularan dari orang lain, misalnya migrain atau infeksi bakteri, kemungkinan COVID-19 lebih kecil.
Mereka yang khawatir bisa menghubungi penyedia layanan kesehatan dan menjalani tes. Jika hasil positif, lakukan petunjuk dokter termasuk karantina selama 10 hari.
Boling mengatakan, bahkan sakit gusi dan kulit mungkin bisa menjadi gejala COVID-19.
Baca juga: Delirium gejala baru COVID-19? Ini penjelasannya
Baca juga: Sakit mata bisa menjadi salah satu indikator COVID-19
Baca juga: Mo Salah alami gejala COVID-19 ringan, kata dokter timnas Mesir
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020