"Roti cekikikan" dan "salad menari bahagia" bukan menu makanan yang lazim di Thailand, tapi satu restoran berharap makanan mengandung ganja bisa mengundang turis asing dan menghilangkan tabu dari daun yang baru saja dilegalkan di sana.
Restoran di RS Chao Phya Abhaibhubejhr di Prachin Buri menyajikan happy meal bulan ini, setelah Thailand mencabut ganja dari daftar narkotika, memungkinkan budidaya dari perusahaan yang dapat otoritas dari negara.
"Daun ganja, jika dicampur ke dalam makanan atau dalam jumlah sedikit... bisa membantu pasien cepat pulih dari penyakitnya," kata Pakakrong Kwankao, pemimpin proyek di rumah sakit itu.
"Daun ganja dapat meningkatkan nafsu makan dan membuat orang tidur nyenyak, juga meningkatkan suasana hati lebih baik."
Baca juga: Mahasiswa Thailand Manfaatkan Daun Ganja
Rumah Sakit ini dikenal sebagai pelopor di Thailand dalam mempelajari ganja dan kemampuannya menghilangkan rasa sakit dan lelah.
Pada 2017, Thailand jadi negara di Asia Tenggara pertama yang melegalkan ganja untuk kebutuhan medis dan sejak itu sudah membuka banyak klinik medis mariyuana.
Restoran ini menawarkan berbagai menu seperti sup babi bahagia, roti goreng dengan daging babi dan daun ganja, salad daun ganja renyah yang disajikan dengan daging babi giling dan cacahan sayuran.
"Saya belum pernah konsumsi ganja sebelumnya, rasanya aneh tapi lezat," kata seorang pembeli, Ketsirin Boonsiri.
Baca juga: Polda Kalbar ungkap 760 kasus narkotika selama 2020
Sementara Nattanon Naranan mengatakan rasa daun ganja mirip dengan sayuran biasa, tapi efek sampingnya berbeda.
"Tenggorokan jadi kering dan saya jadi ingin makan yang manis-manis," katanya.
Wakil Menteri Pendidikan Thailand Kanokwan Vilawan mengatakan langkah selanjutnya adalah menawarkan masakan Thailand yang terkenal untuk menjangkau khalayak internasional.
"Kami berencana menambahkan lebih banyak (ganja) ke masakan Thailand yang sudah terkenal, seperti sup kari hijau, untuk lebih mendongkrak popularitas hidangan ini," kata Kanokwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Restoran di RS Chao Phya Abhaibhubejhr di Prachin Buri menyajikan happy meal bulan ini, setelah Thailand mencabut ganja dari daftar narkotika, memungkinkan budidaya dari perusahaan yang dapat otoritas dari negara.
"Daun ganja, jika dicampur ke dalam makanan atau dalam jumlah sedikit... bisa membantu pasien cepat pulih dari penyakitnya," kata Pakakrong Kwankao, pemimpin proyek di rumah sakit itu.
"Daun ganja dapat meningkatkan nafsu makan dan membuat orang tidur nyenyak, juga meningkatkan suasana hati lebih baik."
Baca juga: Mahasiswa Thailand Manfaatkan Daun Ganja
Rumah Sakit ini dikenal sebagai pelopor di Thailand dalam mempelajari ganja dan kemampuannya menghilangkan rasa sakit dan lelah.
Pada 2017, Thailand jadi negara di Asia Tenggara pertama yang melegalkan ganja untuk kebutuhan medis dan sejak itu sudah membuka banyak klinik medis mariyuana.
Restoran ini menawarkan berbagai menu seperti sup babi bahagia, roti goreng dengan daging babi dan daun ganja, salad daun ganja renyah yang disajikan dengan daging babi giling dan cacahan sayuran.
"Saya belum pernah konsumsi ganja sebelumnya, rasanya aneh tapi lezat," kata seorang pembeli, Ketsirin Boonsiri.
Baca juga: Polda Kalbar ungkap 760 kasus narkotika selama 2020
Sementara Nattanon Naranan mengatakan rasa daun ganja mirip dengan sayuran biasa, tapi efek sampingnya berbeda.
"Tenggorokan jadi kering dan saya jadi ingin makan yang manis-manis," katanya.
Wakil Menteri Pendidikan Thailand Kanokwan Vilawan mengatakan langkah selanjutnya adalah menawarkan masakan Thailand yang terkenal untuk menjangkau khalayak internasional.
"Kami berencana menambahkan lebih banyak (ganja) ke masakan Thailand yang sudah terkenal, seperti sup kari hijau, untuk lebih mendongkrak popularitas hidangan ini," kata Kanokwan.
Baca juga: Ditresnarkoba Polda Kalbar musnahkan barang bukti narkoba jenis sabu dan ganja
Baca juga: Selebgram Syaima Salsabila dan kekasihnya konsumsi narkoba jenis ganja
Baca juga: Ada pengawasan ketat jika ganja dibudi daya sebagai obat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021