Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson mengatakan, terdapat 2.935 orang tenaga kesehatan di Kalbar yang sementara ini batal mendapatkan vaksinasi COVID-19, karena tidak memenuhi syarat untuk menerima vaksin tersebut.

"Kemudian, juga masih ada 1.646 orang nakes yang ditunda untuk menerima vaksin, karena kondisi tubuhnya masih belum memungkinkan untuk di vaksin. Adapun yang menyebabkan batal atau ditunda vaksinasinya amtara lain 64,5 persen karena menyusui dan 29,72 persen hipertensi. Sisanya alasan penyintas COVID atau pernah tertular COVID-19, sedang Hamil dan lainnya," kata Harisson di Pontianak, Selasa. 

Dia menjelaskan, sampai dengan tanggal 7 Februari kemarin sudah ada 12.143 tenaga kesehatan yang mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.

"Sampai dengan tanggal 7 Februari kemarin, sudah ada 12.143 tenaga kesehatan kita yang mendapatkan suntikan vaksinasi COVID-19. Untuk jumlah nakes yang akan mendapatkan vaksin secara keseluruhan sebanyak 28.998 orang, jadi saat ini sudah ada 42,47 persen," tuturnya.

Menurutnya, angka tersebut berdasarkan data yang ada pada Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).  "Itu berdasarkan data KPCPEN pada Tanggal 7 Februari 2021 pukul 18.00 Wib," tuturnya.

Ia juga mengatakan tenaga kesehatan yang pelaksanaan vaksinasi ditunda maupun batal agar memperbaiki kriteria kontra indikasi vaksinasi sebagaimana petunjuk dari Kemkes.

Kemudian vaksinasi COVID-19 dikontra indikasikan hanya untuk ibu hamil, menyusui, dan penyakit autoimun. Sementara untuk kelainan jantung bila tidak ada keluhan dalam tiga bulan terakhir maka vaksinasi dapat diberikan.

Begitu juga untuk penderita diabetes melitus, bila terkontrol maka vaksinasi juga dapat diberikan. "Sementara untuk penyintas COVID-19 atau pernah tertular kalau dulu dikontra indikasikan maka saat ini dapat diberikan vaksinasi tersebut," katanya.

Selanjutnya fasilitas layanan kesehatan juga diharapkan menggunakan tensimeter manual atau tensimeter jam yang menggunakan jarum dalam melakukan skrining kesehatan karena penggunaan tensimeter digital sangat sensitif yang menyebabkan banyak nakes yang ditolak untuk  divaksin karena terdeteksi memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi. 

"Dengan demikian nakes akan banyak yang divaksinasi karena pemeriksaan tekanan darah yang lebih tepat," kata Harisson.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021