Pemerintah Malaysia menerima pengiriman vaksin Sinovac dari China di Bandara KLIA, Sabtu, setelah seminggu sebelumnya menerima vaksin Pfizer-BioNTech tahap pertama.
Vaksin dalam wadah envirotainer sebanyak 200 liter (300.000 dosis) tiba pada pukul 09.00 waktu setempat dari Beijing dengan pesawat Malaysia Airlines Airbus 330-300, nomer penerbangan MH319.
Pesawat tersebut meninggalkan Kuala Lumpur menuju Beijing pada pukul 19.05 Jumat malam.
Sejumlah menteri menyambut kedatangan vaksin tersebut yakni Menteri Keamanan Ismail Sabri Yaakob, Menteri Luar Negeri Hishamuddin Tun Hussein, Menteri Koordinator Program Imunisasi COVID-19 Nasional yang juga Menteri Sains Inovasi dan Teknologi Khairy Jamaluddin dan Menteri Transportasi Wee Ka Siong.
Hadir pula pada kesempatan tersebut Duta Besar China untuk Malaysia Ouyang Yujing.
Setelah pintu kargo pesawat MH319 dibuka, envirotainer berisi vaksin dibongkar dengan menggunakan kontainer "pallet loader" jumbo dan dipindahkan.
Setelah barang tersebut diturunkan, Ouyang menyerahkan sebuah kotak putih kepada Menteri Pertahanan Ismail Sabri sebagai simbol penyerahan vaksin.
Kemudian envirotainer dibawa ke area i-Secure untuk dilakukan oleh tim penanganan vaksin MASkargo agar peti kemas masih mempertahankan suhu yang ditentukan dan tidak ada penyok atau kebocoran.
Setelah pemeriksaan, envirotainer dipindahkan ke truk Pharmaniaga yang berangkat ke lokasi penyimpanan vaksin yang ditentukan di bawah pengawalan polisi.
Pengiriman vaksin dari pabrik Sinovac di Beijing ditangani oleh Sinovac dan Pharmaniaga Logistics Sdn Bhd berdasarkan kesepakatan.
Pasokan pertama vaksin COVID-19 untuk Malaysia produksi Pfizer-BioNTech sebanyak 312.390 dos telah tiba di Bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA), Minggu (21/2).
Fase pertama vaksinasi di Malaysia berlangsung Februari – April 2021 yang diperuntukkan kepada tenaga kesehatan dan barisan depan sebanyak 500.000 orang.
Fasa kedua berlangsung April hingga Agustus 2021 untuk kelompok usia lanjut berumur 65 tahun ke atas dan golongan berisiko tinggi serta orang cacat melibatkan 9.4 juta orang.
Sedangkan fase tiga Mei 2021 – Februari 2022 untuk penduduk di Malaysia berumur 18 tahun ke atas (warga negara dan bukan warga negara) dengan sasaran lebih dari 13.7 juta orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Vaksin dalam wadah envirotainer sebanyak 200 liter (300.000 dosis) tiba pada pukul 09.00 waktu setempat dari Beijing dengan pesawat Malaysia Airlines Airbus 330-300, nomer penerbangan MH319.
Pesawat tersebut meninggalkan Kuala Lumpur menuju Beijing pada pukul 19.05 Jumat malam.
Sejumlah menteri menyambut kedatangan vaksin tersebut yakni Menteri Keamanan Ismail Sabri Yaakob, Menteri Luar Negeri Hishamuddin Tun Hussein, Menteri Koordinator Program Imunisasi COVID-19 Nasional yang juga Menteri Sains Inovasi dan Teknologi Khairy Jamaluddin dan Menteri Transportasi Wee Ka Siong.
Hadir pula pada kesempatan tersebut Duta Besar China untuk Malaysia Ouyang Yujing.
Setelah pintu kargo pesawat MH319 dibuka, envirotainer berisi vaksin dibongkar dengan menggunakan kontainer "pallet loader" jumbo dan dipindahkan.
Setelah barang tersebut diturunkan, Ouyang menyerahkan sebuah kotak putih kepada Menteri Pertahanan Ismail Sabri sebagai simbol penyerahan vaksin.
Kemudian envirotainer dibawa ke area i-Secure untuk dilakukan oleh tim penanganan vaksin MASkargo agar peti kemas masih mempertahankan suhu yang ditentukan dan tidak ada penyok atau kebocoran.
Setelah pemeriksaan, envirotainer dipindahkan ke truk Pharmaniaga yang berangkat ke lokasi penyimpanan vaksin yang ditentukan di bawah pengawalan polisi.
Pengiriman vaksin dari pabrik Sinovac di Beijing ditangani oleh Sinovac dan Pharmaniaga Logistics Sdn Bhd berdasarkan kesepakatan.
Pasokan pertama vaksin COVID-19 untuk Malaysia produksi Pfizer-BioNTech sebanyak 312.390 dos telah tiba di Bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA), Minggu (21/2).
Fase pertama vaksinasi di Malaysia berlangsung Februari – April 2021 yang diperuntukkan kepada tenaga kesehatan dan barisan depan sebanyak 500.000 orang.
Fasa kedua berlangsung April hingga Agustus 2021 untuk kelompok usia lanjut berumur 65 tahun ke atas dan golongan berisiko tinggi serta orang cacat melibatkan 9.4 juta orang.
Sedangkan fase tiga Mei 2021 – Februari 2022 untuk penduduk di Malaysia berumur 18 tahun ke atas (warga negara dan bukan warga negara) dengan sasaran lebih dari 13.7 juta orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021