Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Provinsi Kalimantan Barat, Florentinus Anum mengatakan akan memaksimalkan potensi keladi olahan untuk meningkatkan nilai ekspor Kalbar ke negeri tirai bambu, Tiongkok.

"Potensi keladi di Kalbar luar biasa. Jika ingin meningkatkan nilai ekspor Kalbar, maka harus memaksimalkan keladi dalam bentuk olahan jadi dan tidak dalam bentuk mentah. Seperti misalnya berupa keripik dan stik keladi, perlu diupayakan lagi," ujar Florentinus Anum, di Pontianak, Jumat.

Pernyataan tersebut ia sampaikan sehubungan penyataan Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun dalam seminar online (webinar) mengenai Potensi Ekonomi Kalbar yang digelar LKBN Antara Biro Kalbar.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes Djauhari menyatakan, bahwa masyarakat Tiongkok sangat gemar makan keladi. Kalbar memiliki potensi untuk menjadi pengekspor keladi atau talas ke Tiongkok.

Terkait itu, Kadis Distan TPH Kalbar, Florentinus Anum mengatakan, ada beberapa varietas keladi di Kalbar, salah satu jenis keladi yang berpotensi untuk diekspor itu adalah keladi Singkawang.

Namun begitu, Florentinus Anum mengatakan, bahwa Kalbar memerlukan dukungan investor untuk membuka industri pengolahan, sehingga dapat memaksimalkan potensi keladi untuk diekspor tersebut.

"Dalam hal ini saya tekankan, tentu kita butuh investor yang mau membuka industri pengolahan, sehingga nilai tambah dari eksport keladi di Kalbar bisa maksimal dan berpotensi," ujarnya.

Dia juga mengatakan, harus lebih meningkatkan industri pengolahan untuk diekspor agar dapat memproduksi dan membudiayakan potensi keladi lebih banyak lagi.

"Sehingga ketika ada industri pengolahan keladi untuk turunannya meningkatkan nilai tambah yang diinginkan dari negara-negara pengimpor, otomatis kita akan memproduksi dan membudidayakan potensi keladi itu lebih banyak lagi," ujarnya.

Ia menambahkan, potensi ekspor komoditas Kalbar dengan Tiongkok yang lainnya adalah pada sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan dan hortikultura. Sektor ini sebenarnya juga sangat berpotensi.

"Selama ini juga sudah kami lakukan ekspor sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan dan hortikultura yang berpotensi, tujuan ke Tiongkok. Misalnya beras premium khusus seperti beras hitam, beras merah dan lainnya, tetapi volumenya belum begitu tinggi," katanya menjelaskan.

Kemudian yang kedua yaitu durian dan buah-buahan lainnya. "Kita juga sudah lakukan ekspor seperti durian dan buah-buahan lainnya, tetapi volumenya juga belum begitu besar," ujarnya.

Dia mengatakan, hambatan dalam pengembangan ekspor Kalbar adalah bagaimana meningkatkan nilai tambah dari subsektor pertanian pangan dan hortikultura tersebut.

"Saat ini yang menjadi kendala kita dalam subsektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura ini yaitu bagaimana kita meningkatkan nilai tambah, sebenarnya pertanian hanya sampai pada sisi produksi saja," ujarnya.

Florentinus Anum berharap ke depannya ada perusahaan yang mau berinvestasi untuk mengolah bahan baku potensi dari subsektor tanaman pangan dan hortikultura.

"Saya berharap ke depannya akan ada perusahaan yang mau investasi untuk mengolah bahan-bahan baku potensi dari subsektor tanaman pangan dan hortikultura ini. Karena jika ada industri pengolahan yang memadai dan bisa meningkatkan nilai tambah, maka mutu dan kriteria yang diharapkan dari importir Tiongkok bisa dipenuhi, sehingga dapat meningkatkan nilai eksport Kalbar,” kata dia.

Pewarta: Dedi / Sucia Lucinda

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021