Ketua DPD Gemabudhi Kalimantan Barat Steven Greatness mengajak semua umat Buddha yang ada di Indonesia dan Kalbar khususnya untuk berdoa bersama agar pandemi COVID-19 segera berakhir.
"Memaknai momentum Waisak tahun ini, kami mengimbau kepada semua umat Buddha yang ada untuk bersama-sama berdoa agar kita bisa keluar dari musibah COVID-19 ini. Untuk itu, dalam setiap pelaksanaan ibadah pada momen Waisak tahun ini, jangan lupa untuk mematuhi protokol kesehatan," kata Steven di Pontianak, Rabu.
Dirinya mengimbau dan mengajak umat tetap mematuhi prokes COVID-19, selalu pakai masker, sering cuci tangan, jaga jarak dalam merayakan Tri Suci Waisak tahun ini agar semua terhindar dan tidak menciptakan klaster baru.
Untuk tahun ini, lanjutnya, perayaan hari raya Tri Suci Waisak tetap dirayakan dengan sederhana dan tetap menerapkan protokol kesehatan karena masih masa pandemi COVID-19.
"Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak tahun ini tetap dirayakan dengan sederhana seperti tahun lalu dengan menerapkan protokol kesehatan karena masih di masa pandemi COVID-19. Namun kegiatan ibadah Waisak dilaksanakan terbatas di Vihara dan umat dianjurkan mengikuti secara daring di rumah masing-masing," tuturnya.
Sementara kegiatan anjangsana sesama umat Buddhis, hanya boleh dilakukan dalam lingkungan keluarga dekat saja.
"Kita mengikuti imbauan pemerintah hanya boleh dilakukan dalam lingkungan keluarga dekat dan tidak mengadakan open house," ujarnya.
Dijelaskannya, perayaan Waisak disebut juga Hari Raya Tri Suci Waisak karena dilaksanakan untuk memperingati tiga peristiwa penting yaitu Pangeran Sidharta Gautama lahir di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.
Pangeran Sidharta Gautama mencapai penerangan sempurna dan menjadi Buddha di Hutan Gaya, serta Buddha Sidharta Gautama mencapai Parinibbana (wafat) di Kusinagara pada usia 80 tahun pada tahun 543 SM.
"Karena itu bagi sebagian umat Buddha, hari Waisak menjadi hari penting karena mereka menemukan makna hidup dan menjadi waktu untuk merefleksikan ajaran Sang Buddha," ujarnya.
Sementara pesan Waisak sesuai tema Waisak tahun ini, Bangkit Bersatu Untuk Indonesia Maju diharapkan umat Buddha terus menyebarkan pentingnya moderasi beragama dan peningkatan nilai-nilai toleransi yaitu Tri Kerukunan umat beragama.
"Sebab moderasi beragama dan toleransi dinilai mampu mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan yang ada di Indonesia, dan Kalimantan Barat pada khususnya," ujarnya.
Sesuai dengan tema Waisak, umat Buddha diharapkan dapat memanfaatkan peringatan Hari Tri Suci Waisak untuk menumbuhkan komitmen bersama dan hilangkan sekat-sekat perbedaan serta meneguhkan moderasi beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Selain itu, Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi) Kalimantan Barat melaksanakan karya bakti di Taman Makam Pahlawan.
"Kami juga melakukan karya bakti ke makam pada pagi harinya di Taman Makam Pahlawan Dharma Patria Jaya di Sungai Raya, Kubu Raya," ujarnya.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan tanda terima kasih umat Buddha kepada para Pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
"Bagaimana pun jasa para pahlawan itu tak bisa kita lupakan begitu saja. Kita bisa jalani kehidupan hari ini berkat jasa para pahlawan. Sebagai umat Buddha juga diajarkan sifat welas kasih, untuk itu perayaan Tri Suci Waisak wajib diisi dengan kegiatan positif," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Memaknai momentum Waisak tahun ini, kami mengimbau kepada semua umat Buddha yang ada untuk bersama-sama berdoa agar kita bisa keluar dari musibah COVID-19 ini. Untuk itu, dalam setiap pelaksanaan ibadah pada momen Waisak tahun ini, jangan lupa untuk mematuhi protokol kesehatan," kata Steven di Pontianak, Rabu.
Dirinya mengimbau dan mengajak umat tetap mematuhi prokes COVID-19, selalu pakai masker, sering cuci tangan, jaga jarak dalam merayakan Tri Suci Waisak tahun ini agar semua terhindar dan tidak menciptakan klaster baru.
Untuk tahun ini, lanjutnya, perayaan hari raya Tri Suci Waisak tetap dirayakan dengan sederhana dan tetap menerapkan protokol kesehatan karena masih masa pandemi COVID-19.
"Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak tahun ini tetap dirayakan dengan sederhana seperti tahun lalu dengan menerapkan protokol kesehatan karena masih di masa pandemi COVID-19. Namun kegiatan ibadah Waisak dilaksanakan terbatas di Vihara dan umat dianjurkan mengikuti secara daring di rumah masing-masing," tuturnya.
Sementara kegiatan anjangsana sesama umat Buddhis, hanya boleh dilakukan dalam lingkungan keluarga dekat saja.
"Kita mengikuti imbauan pemerintah hanya boleh dilakukan dalam lingkungan keluarga dekat dan tidak mengadakan open house," ujarnya.
Dijelaskannya, perayaan Waisak disebut juga Hari Raya Tri Suci Waisak karena dilaksanakan untuk memperingati tiga peristiwa penting yaitu Pangeran Sidharta Gautama lahir di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.
Pangeran Sidharta Gautama mencapai penerangan sempurna dan menjadi Buddha di Hutan Gaya, serta Buddha Sidharta Gautama mencapai Parinibbana (wafat) di Kusinagara pada usia 80 tahun pada tahun 543 SM.
"Karena itu bagi sebagian umat Buddha, hari Waisak menjadi hari penting karena mereka menemukan makna hidup dan menjadi waktu untuk merefleksikan ajaran Sang Buddha," ujarnya.
Sementara pesan Waisak sesuai tema Waisak tahun ini, Bangkit Bersatu Untuk Indonesia Maju diharapkan umat Buddha terus menyebarkan pentingnya moderasi beragama dan peningkatan nilai-nilai toleransi yaitu Tri Kerukunan umat beragama.
"Sebab moderasi beragama dan toleransi dinilai mampu mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan yang ada di Indonesia, dan Kalimantan Barat pada khususnya," ujarnya.
Sesuai dengan tema Waisak, umat Buddha diharapkan dapat memanfaatkan peringatan Hari Tri Suci Waisak untuk menumbuhkan komitmen bersama dan hilangkan sekat-sekat perbedaan serta meneguhkan moderasi beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Selain itu, Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi) Kalimantan Barat melaksanakan karya bakti di Taman Makam Pahlawan.
"Kami juga melakukan karya bakti ke makam pada pagi harinya di Taman Makam Pahlawan Dharma Patria Jaya di Sungai Raya, Kubu Raya," ujarnya.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan tanda terima kasih umat Buddha kepada para Pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
"Bagaimana pun jasa para pahlawan itu tak bisa kita lupakan begitu saja. Kita bisa jalani kehidupan hari ini berkat jasa para pahlawan. Sebagai umat Buddha juga diajarkan sifat welas kasih, untuk itu perayaan Tri Suci Waisak wajib diisi dengan kegiatan positif," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021