PLN berhasil melakukan pengujian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) IPP Kalbar-1 unit 2 yang berlokasi di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar) dan mampu menekan impor listrik dari Sarawak, Malaysia hingga 48 persen.

"Pengujian ini dilakukan untuk melihat keandalan  pembangkit dengan mengoperasikannya selama 72 jam dan dilakukan pembebanan pembangkit selama 92 jam," ujar General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat, Didik Mardiyanto di Pontianak, Minggu.

Ia menjelaskan bahwa keberhasilan pengujian pembangkit yang memiliki 2 unit pembangkitan berkapasitas masing-masing sebesar 100 Mega Watt (MW) ini menandakan bahwa pembangkit dapat dioperasikan dengan baik dan siap menyalurkan 200 MW daya listrik tambahan untuk pelanggan.

“Dengan beroperasinya PLTU ini akan dapat menurunkan volume pembelian listrik dari Sesco Malaysia hingga 48 persen. Tentu saja hal ini turut meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi nasional, khususnya di Kalbar ,” kata dia.

Saat ini Sistem Kelistrikan Khatulistiwa memiliki daya mampu sebesar 592 MW dengan beban puncak sebesar 398 MW.

“Masuknya PLTU yang berada di Desa Karimunting ini dapat meningkatkan cadangan daya menjadi sebesar 194 MW,” jelasnya.

Didik menjelaskan sesuai target,  kedua unit PLTU sudah dapat beroperasi penuh pada pertengahan tahun ini.

"Semoga ini menjadi kado manis untuk para pelanggan karena listrik yang dapat dipasok akan semakin andal. Kami berharap keandalan listrik ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menumbuhkan iklim investasi positif di Kalbar," katanya.

Pembangkit listrik milik pengembang PT GCL Indo Tenaga dan dioperasikan oleh PT Cogindo ini berdiri di lahan seluas 55 hektare.

Selain meningkatkan kemandirian energi, pembangkit ini dikembangkan untuk memangkas biaya pokok produksi listrik, mengurangi penggunaan pembangkit berbahan baku diesel, dan menghentikan pembangkit-pembangkit sewa.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021