Tiga tahun setelah secara mengecewakan tersingkir pada fase grup Piala Dunia, tampaknya tak banyak mengubah Jerman saat mereka mengawali pertandingan Euro 2020 dengan lesu yang terlihat dari ketidakmampuan dalam mencetak gol dan kehilangan ide saat kalah melawan Prancis.
Kalah dua kali dari tiga pertandingan grup mereka membuat Jerman tersingkir lebih awal di Rusia pada Piala Dunia 2018, dan keadaan tidak begitu berubah sejak itu, sampai pelatih Joachim Loew mengambil keputusan mundur setelah Euro 2020.
Pelatih yang bakal segera mundur itu mengatakan sebelum Euro 2020 bahwa dia ingin tutup buka dengan "sesuatu yang istimewa", tetapi harapan mencapai tahap spesial itu musim panas ini bisa berubah menyedihkan berdasarkan dari penampilan Jerman di Muenchen, Selasa malam waktu setempat.
Kekalahan 0-1 mereka dari Prancis adalah pertama kalinya Jerman dalam pertandingan pembuka putaran final Euro, tetapi yang paling mengkhawatirkan Loew adalah tiadanya naluri membunuh di depan gawang dalam timnya saat laga di Allianz Arena itu.
Dua pertandingan terakhir Jerman dalam Piala Eropa, seperti dilansir Reuters, sama-sama kalah di tangan Prancis. Jerman melepaskan 28 tembakan ke arah gawang lawan dalam dua pertandingan itu tanpa berhasil berhasil menjadi gol: 18 pada 2016 dan 10 lagi Rabu dini hari tadi.
Tidak ada satu pun anggota skuad Loew yang mencetak gol pada putaran final Euro yang memperlihatkan kurangnya pengetahuan pada sepertiga akhir lapangan yang jelas terlihat saat tuan rumah masuk ke posisi-posisi berbahaya di Muenchen tetapi tak bisa benar-benar menguji Hugo Lloris yang menjaga gawang Prancis.
Mereka memang melepaskan percobaan gol yang lebih banyak, lebih dari 60 persen penguasaan bola, dan lima kali lebih banyak dibandingkan Prancis dalam hal mengirimkan umpan silang ke dalam kotak penalti. Namun entah bagaimana mereka hanya bisa mengerahkan satu peluang tepat sasaran sepanjang pertandingan itu, lewat sundulan bek Antonio Rudiger.
Dalam apa yang disebut grup neraka ini di mana Portugal menjadi lawan berikutnya, Jerman terancam terusir lebih awal dari turnamen ini sebelum mereka menyadarinya. Pengalaman tak tertandingi Loew menjadi jauh lebih dibutuhkan dibanding lalu.
Pertemuan dengan Prancis adalah pertandingan ke-18 sang pelatih sebagai manajer dalam Euro. Ini rekor baru. Loew membawa Jerman ke semifinal dalam lima dari enam turnamen sebelumnya, satu-satunya pengecualian adalah Piala Dunia 2018.
Dengan hanya ada dua striker dalam skuadnya, Jerman memiliki pilihan terbatas dalam serangan sehingga sang pelatih harus kreatif.
Dia memang memiliki pemain yang menjuarai Liga Champions pada Timo Werner sebagai opsi serangan, bersama dengan Kevin Volland dari Monaco, tetapi karena kedua pemain performanya tidak bagus di depan gawang, Loew mungkin harus mencari sumber lain.
Intinya, sepertinya harapan Jerman untuk maju tergantung kepada pada langkah seperti itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Kalah dua kali dari tiga pertandingan grup mereka membuat Jerman tersingkir lebih awal di Rusia pada Piala Dunia 2018, dan keadaan tidak begitu berubah sejak itu, sampai pelatih Joachim Loew mengambil keputusan mundur setelah Euro 2020.
Pelatih yang bakal segera mundur itu mengatakan sebelum Euro 2020 bahwa dia ingin tutup buka dengan "sesuatu yang istimewa", tetapi harapan mencapai tahap spesial itu musim panas ini bisa berubah menyedihkan berdasarkan dari penampilan Jerman di Muenchen, Selasa malam waktu setempat.
Kekalahan 0-1 mereka dari Prancis adalah pertama kalinya Jerman dalam pertandingan pembuka putaran final Euro, tetapi yang paling mengkhawatirkan Loew adalah tiadanya naluri membunuh di depan gawang dalam timnya saat laga di Allianz Arena itu.
Dua pertandingan terakhir Jerman dalam Piala Eropa, seperti dilansir Reuters, sama-sama kalah di tangan Prancis. Jerman melepaskan 28 tembakan ke arah gawang lawan dalam dua pertandingan itu tanpa berhasil berhasil menjadi gol: 18 pada 2016 dan 10 lagi Rabu dini hari tadi.
Tidak ada satu pun anggota skuad Loew yang mencetak gol pada putaran final Euro yang memperlihatkan kurangnya pengetahuan pada sepertiga akhir lapangan yang jelas terlihat saat tuan rumah masuk ke posisi-posisi berbahaya di Muenchen tetapi tak bisa benar-benar menguji Hugo Lloris yang menjaga gawang Prancis.
Mereka memang melepaskan percobaan gol yang lebih banyak, lebih dari 60 persen penguasaan bola, dan lima kali lebih banyak dibandingkan Prancis dalam hal mengirimkan umpan silang ke dalam kotak penalti. Namun entah bagaimana mereka hanya bisa mengerahkan satu peluang tepat sasaran sepanjang pertandingan itu, lewat sundulan bek Antonio Rudiger.
Dalam apa yang disebut grup neraka ini di mana Portugal menjadi lawan berikutnya, Jerman terancam terusir lebih awal dari turnamen ini sebelum mereka menyadarinya. Pengalaman tak tertandingi Loew menjadi jauh lebih dibutuhkan dibanding lalu.
Pertemuan dengan Prancis adalah pertandingan ke-18 sang pelatih sebagai manajer dalam Euro. Ini rekor baru. Loew membawa Jerman ke semifinal dalam lima dari enam turnamen sebelumnya, satu-satunya pengecualian adalah Piala Dunia 2018.
Dengan hanya ada dua striker dalam skuadnya, Jerman memiliki pilihan terbatas dalam serangan sehingga sang pelatih harus kreatif.
Dia memang memiliki pemain yang menjuarai Liga Champions pada Timo Werner sebagai opsi serangan, bersama dengan Kevin Volland dari Monaco, tetapi karena kedua pemain performanya tidak bagus di depan gawang, Loew mungkin harus mencari sumber lain.
Intinya, sepertinya harapan Jerman untuk maju tergantung kepada pada langkah seperti itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021