Khotib di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Badau wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat Ustad Marzuki dalam khutbah sholat Idul Adha mengajak umat Islam bersabar menghadapi pandemi dan berpesan agar pandemi tidak menurunkan semangat spritual umat Islam.

"Apa pun pandemi dan wabah yang terjadi tidak boleh menurunkan semangat spiritual umat Islam, bahkan hidup dan mati adalah kehendak Allah," kata Ustad Marzuki, saat menjadi khotib Idul Adha, di Masjid Nurul Hudud Kecamatan Badau batas Indonesia-Malaysia Kapuas Hulu Kalbar, Selasa.

Disampaikan Marzuki, akibat wabah COVID-19 tempat suci yang menjadi tambatan hati umat Islam sedunia yaitu Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sementara dibatasi.

Menurut dia, keputusan itu tentu sangat berat untuk diterima setelah sekian lama menunggu antrean kuota haji dengan berbagai macam usaha untuk melunasi ongkos naik haji tersebut.  

"Ada hikmah besar yang bisa diambil dari keputusan itu di antaranya adalah melatih kesabaran orang yang beriman bahwa apapun kondisi pandemi jangan sampai menurunkan semangat spritual keislaman," ucap Marzuki.

Dalam kesempatan itu, Marzuki juga mengajak umat muslim meneladani keluarga nabi ibrahim, sebab dalam peringatan Idul Adha hakikat qurban di pelopori oleh tiga tokoh yaitu nabi Ibrahim, nabi Ismail dan Siti Hajar.

Ketaatan nabi Ibrahim kepada Allah patut dijadikan contoh, begitu juga sebaliknya anak nabi Ibrahim yaitu nabi Ismail yang patuh terhadap kedua orang tuannya, serta pengorbanan Siti Hajar istri dari nabi Ibrahim.

"Dalam kehidupan berumah tangga keluarga nabi Ibrahim patut menjadi teladan," kata Marzuki.

Ia mencontohkan ketaatan dan kepatuhan nabi Ismail kepada Allah dan kedua orangtuanya, bahkan tertulis dan diabadikan dalam Alquran untuk menjadi diteladani khususnya oleh umat Islam.

Berkaca dari kepatuhan seorang anak yaitu nabi Ismail, berbeda jauh dengan kehidupan anak muda generasi penerus saat ini.

Dikatakan Marzuki, sesungguhnya ada wabah yang sangat berbahaya dari COVID-19, yaitu wabah game online yang sudah menjamur.

"Generasi kita hampir setiap malam lembur, siang ngantuk akibat tidak tidur dampaknya aqidah generasi luntur, tauhidnya tergusur yang pada akhirnya akan lahir generasi yang tidak jujur," jelas Marzuki.

Marzuki juga menyampaikan ketika karakter dan sikap sudah bercampur tidak jujur maka banyak anak bangsa yang mati ditangan dokter dan paramedis yang lulus karena tidak jujur.

Bangunan rumah, jalan dan jembatan akan roboh ditangan para arsitek yang lulus karena tidak jujur, perusahaan akan gulung tikar ditangan para akuntan yang lulus karena tidak jujur, agama akan diobral didalam orasi para politikus dan ulama yang tidak jujur, supremasi hukum dan keadilan tidak terwujud ditangan para penegak hukum yang lulus karena tidak jujur, kebodohan, kekasaran dan premanisme akan menjadi karakter anak bangsa yang di didik oleh para guru dan dosen yang lulus karena tidak jujur.

"Diperparah lagi dengan gaya hidup yang materialistik, sanggup membayar urusan dunia berjuta-juta, giliran bayar biaya ngaji anak di TBA dipermurah dengan berbagai cara," ucap Marzuki.

Marzuki mengajak umat Islam untuk selalu taat kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya, selalu mendekatkan diri kepada Allah serta mendidik anak muda menuju kejalan Allah dalam keteguhan iman, akhlak dan menghindari kesombongan serta kemunafikan.

Ia mengatakan sebagai umat Islam mesti selalu berikhtiar di tengah pandemi dengan bersama-sama selalu berdoa dan mematuhi protokol kesehatan bersama pemerintah.

Di penghujung khutbah Marzuki mengajak umat muslim berdoa agar wabah COVID-19 segera diangkat oleh Allah sehingga masyarakat bisa beribadah dan melaksanakan aktifitas normal sebagaimana biasanya.

Perayaan Idul Adha di Kecamatan Badau perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kapuas Hulu dilaksanakan di masjid dengan menerapkan protokol kesehatan dan dijaga ke tetat oleh aparat TNI dan Polri di daerah tersebut.

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021