General Motors mengajukan gugatan untuk mencegah Ford menggunakan nama "BlueCruise" dalam memasarkan teknologi kemudi otonom atau hands-free.
Menurut GM dalam rilis pernyataannya sebagaimana dikutip dari laporan Reuters, Minggu, penggunaan nama BlueCruise oleh Ford melanggar merek dagang Super Cruise GM serta merek dagang Cruise.
"GM berharap menyelesaikan masalah pelanggaran merek dagang dengan Ford secara damai. Kami tidak punya pilihan selain mempertahankan merek kami dengan penuh semangat dan melindungi ekuitas yang telah diperoleh produk dan teknologi kami selama beberapa tahun di pasar," kata GM.
Dalam gugatan yang diajukan pada hari Jumat waktu setempat, mereka telah mengadakan "diskusi yang berlarut-larut" mengenai masalah tersebut namun gagal menyelesaikan perselisihan.
"Keputusan Ford untuk mengubah citra dengan menggunakan merek inti yang digunakan oleh GM dan Cruise pasti akan menimbulkan kebingungan," kata GM dalam gugatan tersebut.
GM mengumumkan pada 2012 akan menggunakan nama Super Cruise untuk teknologi mengemudi hands-free dan telah memasarkannya sejak 2017. Unit kendaraan self-driving Cruise yang dimiliki GM telah beroperasi sejak 2013.
Sementara itu, Ford mengumumkan akan menggunakan nama BlueCruise untuk teknologi mengemudi hands-free pada bulan April tahun ini.
Ford menyebut gugatan yang diajukan di pengadilan federal di California tersebut sebagai sesuatu yang "tidak pantas dan sembrono".
"Pengemudi selama beberapa dekade telah memahami apa itu cruise control, setiap pembuat mobil menawarkannya, dan 'cruise' adalah singkatan umum untuk kemampuan itu," kata Ford dalam sebuah pernyataan.
"Itulah mengapa BlueCruise dipilih sebagai nama untuk evolusi selanjutnya dari Ford's Intelligent Adaptive Cruise Control dari Blue Oval," lanjutnya.
Sebagai informasi, produsen mobil telah menggunakan kata “cruise” selama beberapa dekade untuk menggambarkan sistem kontrol jelajah yang memungkinkan pengemudi mengatur kecepatan yang akan dipertahankan mobil, biasanya saat mengemudi di jalan raya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Menurut GM dalam rilis pernyataannya sebagaimana dikutip dari laporan Reuters, Minggu, penggunaan nama BlueCruise oleh Ford melanggar merek dagang Super Cruise GM serta merek dagang Cruise.
"GM berharap menyelesaikan masalah pelanggaran merek dagang dengan Ford secara damai. Kami tidak punya pilihan selain mempertahankan merek kami dengan penuh semangat dan melindungi ekuitas yang telah diperoleh produk dan teknologi kami selama beberapa tahun di pasar," kata GM.
Dalam gugatan yang diajukan pada hari Jumat waktu setempat, mereka telah mengadakan "diskusi yang berlarut-larut" mengenai masalah tersebut namun gagal menyelesaikan perselisihan.
"Keputusan Ford untuk mengubah citra dengan menggunakan merek inti yang digunakan oleh GM dan Cruise pasti akan menimbulkan kebingungan," kata GM dalam gugatan tersebut.
GM mengumumkan pada 2012 akan menggunakan nama Super Cruise untuk teknologi mengemudi hands-free dan telah memasarkannya sejak 2017. Unit kendaraan self-driving Cruise yang dimiliki GM telah beroperasi sejak 2013.
Sementara itu, Ford mengumumkan akan menggunakan nama BlueCruise untuk teknologi mengemudi hands-free pada bulan April tahun ini.
Ford menyebut gugatan yang diajukan di pengadilan federal di California tersebut sebagai sesuatu yang "tidak pantas dan sembrono".
"Pengemudi selama beberapa dekade telah memahami apa itu cruise control, setiap pembuat mobil menawarkannya, dan 'cruise' adalah singkatan umum untuk kemampuan itu," kata Ford dalam sebuah pernyataan.
"Itulah mengapa BlueCruise dipilih sebagai nama untuk evolusi selanjutnya dari Ford's Intelligent Adaptive Cruise Control dari Blue Oval," lanjutnya.
Sebagai informasi, produsen mobil telah menggunakan kata “cruise” selama beberapa dekade untuk menggambarkan sistem kontrol jelajah yang memungkinkan pengemudi mengatur kecepatan yang akan dipertahankan mobil, biasanya saat mengemudi di jalan raya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021