Pemerintah berupaya mencegah kondisi semakin memburuk akibat pandemi COVID-19 antara lain dengan mempercepat pelaksanaan vaksinasi, utamanya di daerah-daerah pusat kegiatan ekonomi dengan mobilitas warga tinggi.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Senin pagi, mengatakan bahwa percepatan pelaksanaan vaksinasi merupakan satu dari tiga pilar utama penanggulangan COVID-19 yang sedang dijalankan oleh pemerintah.
"Pemerintah sedang meningkatkan jumlah vaksinasi harian mencapai 1.250.000 suntikan di bulan Agustus pada tujuh wilayah aglomerasi dan menyiapkan 1.230.000 suntikan vaksin di luar wilayah aglomerasi Jawa-Bali," katanya.
Menurut Nadia, pemerintah sudah menyiapkan 258 juta vaksin COVID-19 untuk pelaksanaan vaksinasi selama Agustus hingga Desember 2021.
Selain mempercepat pelaksanaan vaksinasi, ia menjelaskan, pemerintah memasifkan kampanye penerapan protokol kesehatan 3M (mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), yang merupakan pilar utama kedua dalam penanggulangan COVID-19.
"Untuk mengantisipasi kondisi buruk akibat varian baru COVID-19, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan. Karena itu cara yang paling efektif untuk mencegah varian baru dan bertambahnya varian baru," katanya.
Pilar utama ketiga dalam penanggulangan COVID-19, ia menjelaskan, mencakup kegiatan pemeriksaan, pelacakan, dan penanganan kasus secara masif.
Nadia mengatakan bahwa pemerintah menargetkan bisa melaksanakan 579.000 ribu pemeriksaan per hari untuk mendeteksi penularan COVID-19 serta melacak setidaknya 10 kontak erat dalam setiap kasus penularan virus corona.
Pemerintah, ia melanjutkan, juga berupaya memastikan ketersediaan ruang perawatan dan fasilitas karantina serta obat dan alat kesehatan untuk penanganan pasien COVID-19.
Ia mengatakan, pemerintah telah menyiapkan fasilitas isolasi terpusat di Pulau Jawa dan Bali dengan jumlah tempat tidur pasien seluruhnya 49 ribu lebih.
"Yang didukung personel dan dilengkapi berbagai fasilitas untuk perawatan pasien COVID-19 seperti dokter, perawat, obat-obatan, oksigen, dan konsumsi pasien," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Senin pagi, mengatakan bahwa percepatan pelaksanaan vaksinasi merupakan satu dari tiga pilar utama penanggulangan COVID-19 yang sedang dijalankan oleh pemerintah.
"Pemerintah sedang meningkatkan jumlah vaksinasi harian mencapai 1.250.000 suntikan di bulan Agustus pada tujuh wilayah aglomerasi dan menyiapkan 1.230.000 suntikan vaksin di luar wilayah aglomerasi Jawa-Bali," katanya.
Menurut Nadia, pemerintah sudah menyiapkan 258 juta vaksin COVID-19 untuk pelaksanaan vaksinasi selama Agustus hingga Desember 2021.
Selain mempercepat pelaksanaan vaksinasi, ia menjelaskan, pemerintah memasifkan kampanye penerapan protokol kesehatan 3M (mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), yang merupakan pilar utama kedua dalam penanggulangan COVID-19.
"Untuk mengantisipasi kondisi buruk akibat varian baru COVID-19, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan. Karena itu cara yang paling efektif untuk mencegah varian baru dan bertambahnya varian baru," katanya.
Pilar utama ketiga dalam penanggulangan COVID-19, ia menjelaskan, mencakup kegiatan pemeriksaan, pelacakan, dan penanganan kasus secara masif.
Nadia mengatakan bahwa pemerintah menargetkan bisa melaksanakan 579.000 ribu pemeriksaan per hari untuk mendeteksi penularan COVID-19 serta melacak setidaknya 10 kontak erat dalam setiap kasus penularan virus corona.
Pemerintah, ia melanjutkan, juga berupaya memastikan ketersediaan ruang perawatan dan fasilitas karantina serta obat dan alat kesehatan untuk penanganan pasien COVID-19.
Ia mengatakan, pemerintah telah menyiapkan fasilitas isolasi terpusat di Pulau Jawa dan Bali dengan jumlah tempat tidur pasien seluruhnya 49 ribu lebih.
"Yang didukung personel dan dilengkapi berbagai fasilitas untuk perawatan pasien COVID-19 seperti dokter, perawat, obat-obatan, oksigen, dan konsumsi pasien," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021