Satgas COVID-19 Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat bersama TNI-Polri menggelar vaksinasi massal yang menyasar 2.000 pelajar SMP dari 12 sekolah.

"Vaksinasi massal kepada anak sekolah di atas usia 12 tahun khususnya siswa SMP dan SMA memang terus digencarkan oleh pemerintah daerah guna menjawab geliat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sedang berlangsung di sekolah-sekolah," ujar Bupati Sambas Satono saat dihubungi di Sambas, Ahad.

Apalagi saat ini antusias siswa masuk sekolah kian tinggi. Sehingga pemerintah arus menggencarkan vaksinasi massal dengan sasaran anak sekolah usia di atas 12 tahun khususnya SMP dan SMA.

"Kita ingin menciptakan kekebalan komunal bagi para siswa sekolah ini agar tidak terjadi kluster baru saat PTM,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Fatah Maryunani menilai tingginya antusias siswa mengikuti vaksinasi massal di Kabupaten Sambas membuat dia optimis, proses vaksinasi massal bagi anak usia di atas 12 tahun akan cepat selesai.

“Saya yakin kalau untuk vaksinasi anak sekolah ini akan lebih cepat dari masyarakat umum, karena antusias mereka sangat bagus sekali. Hari ini saja target kita 2.300 orang. Sebanyak 2.000 dosis untuk anak sekolah, dan 300 dosis untuk umum,” katanya.

Fatah mengatakan saat ini terdapat perbedaan data cakupan vaksinasi massal anak usia di atas 12 tahun di Kabupaten Sambas. Antara data manual dan data online yang dimasukkan di aplikasi Primary Care (Pcare) BPJS sangat selisih jauh.

“Berdasarkan data manual kita, ada 5.000 dosis vaksin yang sudah diberikan ke anak di atas 12 tahun seperti SMP dan SMA. Namun, yang terdata di aplikasi hanya 800 orang, parah sekali, aplikasinya sering alami gangguan,” katanya.

Fatah yang juga juru bicara Satgas COVID-19 Kabupaten Sambas itu mengungkapkan, selain server PCare yang sering alami gangguan, banyak kendala teknis lain seperti lemahnya sinyal internet di daerah tertentu, dan hasil input data di aplikasi error.

“Selain server sering gangguan, kadang-kadang entry data rasanya sudah betul oleh petugas tapi datanya tidak masuk ke kategori vaksin anak, malah masuk ke kelompok lain. Padahal input datanya sudah by name (nama) by adress (alamat) by age (usia). Tapi nyatanya datanya masuk ke masyarakat umum dan sebagainya,” kata dia.*

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021