Sedikitnya sekitar 40 orang kaum milenial yang ada di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat mengikuti pelatihan jurnalistik terkait isu sosial dan lingkungan hidup yang ada di daerah tersebut.
Pelatihan Jurnalistik tersebut mendatangkan tiga orang narasumber yaitu dari Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kapuas Hulu L Hakim, Wartawan Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Biro Kalimantan Barat Teofilusianto Timotius dan seorang Fotografer Kapuas Hulu Adi Winarto.
"Pelatihan Jurnalistik itu bukan hanya sebatas kompetensi bisa menulis berita saja, tetapi juga agar generasi muda lebih kritis terhadap informasi yang diterima, agar terhindar dari informasi hoaks," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kapuas Hulu Istiwa, saat membuka pelatihan jurnalistik sosial dan lingkungan, di Putussibau Selatan Kapuas Hulu, Sabtu.
Istiwa juga berharap melalui pelatihan jurnalistik sosial dan lingkungan hidup tersebut dapat menambah literasi generasi muda dalam kaidah penulisan jurnalistik.
Ia mengatakan era teknologi informasi yang berkembang begitu cepat menjadi salah satu pemicu hadirnya revolusi media sosial di tengah masyarakat.
"Dengan kehadiran dan keaktifan pemanfaatan media sosial dalam keseharian kita, tanpa disadari kita telah menjadi sebagai seorang pewarta (citizen jurnalis)," ucap Istiwa.
Oleh karena itu, Istiwa mengharapkan materi yang disampaikan narasumber dalam pelatihan jurnalistik, kaum milenial kedepannya dapat produktif berkontribusi membuat narasi positif terkait kondisi Kapuas Hulu.
"Kalian dapat mempromosikan potensi potensi sumber daya alam melalui tulisan, selain itu juga dapat membuat kritik dan tawaran solusi ilmiah yang dikemas dengan menarik, santun dan elegan dalam bentuk tulisan," pesan Istiwa.
Ketua World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Kapuas Hulu Hermas Rintik Maring mengatakan pelatihan jurnalistik bertemakan sosial dan lingkungan hidup bertujuan untuk memberikan wawasan kepada generasi muda tentang ilmu dasar Jurnalistik.
Ia berharap peserta pelatihan jurnalistik sosial dan lingkungan hidup dapat lebih kritis dan peduli dengan kondisi sosial lingkungan.
"Belakangan ini Kapuas Hulu sering dilanda banjir besar, tentu kondisi tersebut perlu perhatian serius terutama kepedulian generasi muda terhadap lingkungan," kata Hermas yang mengikuti kegiatan melalui zoom meeting.
Dikatakan Hermas, beberapa kegiatan sebelumnya juga melalui jambore lingkungan hidup dengan tujuan menanamkan kepedulian generasi muda dan semua pihak terhadap lingkungan.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelatihan Jurnalistik Sosial dan Lingkungan Hidup Agustinus Surya Indrawan mengatakan kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kapuas Hulu bersama WWF-Indonesia Kapuas Hulu dan Putussibau Art Community (PAC) dan Jambore Lingkungan Hidup.
"Kami ingin generasi muda peduli terhadap sosial dan lingkungan di sekitar, melalui pelatihan jurnalistik banyak manfaat yang bisa di petik, agar menjadikan kita sebagai anak mudah lebih produktif dalam mengekspresikan diri melalui tulisan sesuai kaedah Jurnalistik," kata pria yang akrab di sapa Aday.
Aday yang juga merupakan Ketua Putussibau Art Community (PAC) berharap kegiatan seperti itu bisa dilaksanakan secara berkelanjutan.
Dalam pelatihan jurnalistik itu, kata Aday ada beberapa materi yang disampaikan narasumber diantaranya yaitu terkait berita bohong (hoax), teknis penulisan menggali ide serta reportase terkait sosial dan lingkungan sesuai kaedah jurnalistik serta materi foto jurnalistik.
"Kami terima kasih kepada Dinas Kominfotik dan teman-teman WWF-Indonesia Kapuas Hulu serta seluruh pihak yang mensuport kami," ucapnya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Pelatihan Jurnalistik tersebut mendatangkan tiga orang narasumber yaitu dari Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kapuas Hulu L Hakim, Wartawan Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Biro Kalimantan Barat Teofilusianto Timotius dan seorang Fotografer Kapuas Hulu Adi Winarto.
"Pelatihan Jurnalistik itu bukan hanya sebatas kompetensi bisa menulis berita saja, tetapi juga agar generasi muda lebih kritis terhadap informasi yang diterima, agar terhindar dari informasi hoaks," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kapuas Hulu Istiwa, saat membuka pelatihan jurnalistik sosial dan lingkungan, di Putussibau Selatan Kapuas Hulu, Sabtu.
Istiwa juga berharap melalui pelatihan jurnalistik sosial dan lingkungan hidup tersebut dapat menambah literasi generasi muda dalam kaidah penulisan jurnalistik.
Ia mengatakan era teknologi informasi yang berkembang begitu cepat menjadi salah satu pemicu hadirnya revolusi media sosial di tengah masyarakat.
"Dengan kehadiran dan keaktifan pemanfaatan media sosial dalam keseharian kita, tanpa disadari kita telah menjadi sebagai seorang pewarta (citizen jurnalis)," ucap Istiwa.
Oleh karena itu, Istiwa mengharapkan materi yang disampaikan narasumber dalam pelatihan jurnalistik, kaum milenial kedepannya dapat produktif berkontribusi membuat narasi positif terkait kondisi Kapuas Hulu.
"Kalian dapat mempromosikan potensi potensi sumber daya alam melalui tulisan, selain itu juga dapat membuat kritik dan tawaran solusi ilmiah yang dikemas dengan menarik, santun dan elegan dalam bentuk tulisan," pesan Istiwa.
Ketua World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Kapuas Hulu Hermas Rintik Maring mengatakan pelatihan jurnalistik bertemakan sosial dan lingkungan hidup bertujuan untuk memberikan wawasan kepada generasi muda tentang ilmu dasar Jurnalistik.
Ia berharap peserta pelatihan jurnalistik sosial dan lingkungan hidup dapat lebih kritis dan peduli dengan kondisi sosial lingkungan.
"Belakangan ini Kapuas Hulu sering dilanda banjir besar, tentu kondisi tersebut perlu perhatian serius terutama kepedulian generasi muda terhadap lingkungan," kata Hermas yang mengikuti kegiatan melalui zoom meeting.
Dikatakan Hermas, beberapa kegiatan sebelumnya juga melalui jambore lingkungan hidup dengan tujuan menanamkan kepedulian generasi muda dan semua pihak terhadap lingkungan.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelatihan Jurnalistik Sosial dan Lingkungan Hidup Agustinus Surya Indrawan mengatakan kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kapuas Hulu bersama WWF-Indonesia Kapuas Hulu dan Putussibau Art Community (PAC) dan Jambore Lingkungan Hidup.
"Kami ingin generasi muda peduli terhadap sosial dan lingkungan di sekitar, melalui pelatihan jurnalistik banyak manfaat yang bisa di petik, agar menjadikan kita sebagai anak mudah lebih produktif dalam mengekspresikan diri melalui tulisan sesuai kaedah Jurnalistik," kata pria yang akrab di sapa Aday.
Aday yang juga merupakan Ketua Putussibau Art Community (PAC) berharap kegiatan seperti itu bisa dilaksanakan secara berkelanjutan.
Dalam pelatihan jurnalistik itu, kata Aday ada beberapa materi yang disampaikan narasumber diantaranya yaitu terkait berita bohong (hoax), teknis penulisan menggali ide serta reportase terkait sosial dan lingkungan sesuai kaedah jurnalistik serta materi foto jurnalistik.
"Kami terima kasih kepada Dinas Kominfotik dan teman-teman WWF-Indonesia Kapuas Hulu serta seluruh pihak yang mensuport kami," ucapnya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021