PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan penanaman perdana demplot pohon Tengkawang dan durian Musang King dalam upaya peningkatan kualitas lahan bekas tambang di Arboretum Tengkawang, Desa Monterado, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

"Kegiatan ini merupakan komitmen kerja sama PKT dan KLHK sejak 2020 untuk kolaborasi pemulihan lahan bekas tambang guna meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan sekitar. Demplot ini juga sebagai wujud dukungan PKT untuk pemulihan lingkungan dan ekosistem pasca-tambang, baik dalam bentuk reklamasi maupun rehabilitasi dan restorasi lahan agar dapat dimanfaatkan kembali sesuai fungsinya," ujar SVP Teknologi PT PKT, Heri Subagyo di Bengkayang, Kamis.

Ia menambahkan selain itu demplot ini juga merupakan langkah perusahaan dalam mendukung penerapan teknologi pertanian dan pengolahan lahan, serta metode pemupukan menggunakan produk PKT yang ramah lingkungan.



“Melalui demplot ini, kita bisa menjadikan lahan bekas tambang sebagai kawasan konservasi maupun ruang terbuka hijau sesuai konsep arboretum Tengkawang, sehingga memiliki manfaat dan nilai guna bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Heri.

Menurut dia, perbaikan dan pemulihan kualitas lingkungan menjadi salah satu komitmen PKT dalam menekan deforestasi hutan, melalui upaya pelestarian alam secara berkesinambungan. Dalam waktu dekat, PKT juga melakukan demplot serupa di lahan bekas tambang batubara di Makroman, sehingga keberadaan hutan sebagai tatanan ekosistem dan mencegah timbulnya pemanasan global dapat tercapai melalui kesinambungan kerja sama dengan berbagai pihak.

“Kontribusi terhadap lingkungan menjadi komitmen utama PKT, yang diimplementasikan pada berbagai upaya dalam mendukung pelestarian alam serta keanekaragaman hayati. Semoga perbaikan ekosistem dan kualitas lingkungan bisa semakin ditingkatkan melalui sinergi aktif antara perusahaan dengan pemerintah,” tambah Heri.

Sementara itu, Plt. Direktur PKLAT KLHK Edy Nugroho Santoso mengatakan kerusakan lahan di Monterado diakibatkan aktivitas tambang emas secara ilegal, dengan luasan mencapai 8,77 hektare.

Berdasarkan hasil pengujian, lahan bekas tambang ini memiliki kesuburan sangat rendah dengan tingkat keasaman tinggi. Sehingga, mengakibatkan tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik dan kawasan menjadi gersang. Jika dilakukan pembiaran dalam jangka panjang, dipastikan menimbulkan dampak yang lebih besar bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

“Untuk itu, kami harap ada suatu formula yang bisa terapkan PKT untuk mengembalikan kesuburan lahan di Monterado ini,” kata Edy.



Ia optimistis keterlibatan PKT pada demplot ini menjadi solusi terhadap kondisi lahan Monterado, melalui penerapan teknologi pertanian untuk pengolahan lahan hingga pemupukan agar kawasan ini bisa dimanfaatkan kembali sesuai peruntukannya.

Ia berharap kontribusi PKT dapat terus mendorong perbaikan kualitas lingkungan, termasuk menekan laju deforestasi hutan yang diakibatkan berbagai aktivitas penambangan.

“Semoga lahan di Monterado ini kembali hijau, sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik dan bermanfaat bagi lingkungan serta masyarakat sekitar,” pungkas Edy.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021