PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kalbar terus memanfaatkan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai pembangkit listrik dalam meningkatkan penggunaan bauran energi nonfosil dan memperkuat Sistem Kelistrikan Khatulistiwa.
"Pemerintah terus mendorong untuk melakukan transisi energi dengan pemanfaatan EBT. Pemerintah menargetkan bauran energi sebesar 23 persen di tahun 2025. Ini menjadi komitmen nasional ke dunia yang harus kita capai untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan CO2. Hingga saat ini di Kalbar sudah memanfaatkan beberapa pembangkit dari bauran energi," ujar General Manager PLN UIW Kalbar Ari Dartomo di Pontianak, Selasa (23/11).
Ia menjelaskan daya listrik dari EBT tersebut baik dari sejumlah pembangkit yang dimiliki PLN, milik swasta/IPP (Independent Power Plant), dan lain-lain.
"Untuk contoh pembangkit yang terkoneksi di Sistem Khatulistiwa milik swasta, seperti PLTBM Sumber Rezeki di Wajok, PLT Biogas PT SEC di Sambas, sedangkan yang murni milik PLN ada PLTMH Merasap di Bengkayang. Kami terus berkomitmen terkait pemanfaatan bauran energi tersebut sehingga apa yang menjadi target dan harapan bersama terealisasi," kata dia.
Kapasitas daya listrik saat ini yang dihasilkan di Sistem Kelistrikan Khatulistiwa dari batu bara di Kalbar persentasenya mencapai 48 persen, dari pembangkit diesel sebesar 32 persen dan sisanya EBT.
Total daya mampu pasok di Sistem Kelistrikan Khatulistiwa saat ini mencapai 605,7 MW, sedangkan beban puncak yang terlayani 407,0 MM.
Hal itu, katanya, artinya ada surplus daya sebesar 198,7 MW. Kondisi ini membuat sistem kelistrikan stabil dan andal.
"Kami berharap dengan adanya surplus daya listrik ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya bagi para pelaku bisnis dan industri yang ada di Kalbar," katanya.
Satu di antara pembangkit dari EBT milik PLN yang saat ini terus eksis yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Merasap di Kabupaten Bengkayang. PLTMH yang diresmikan sejak 2010 memiliki keluaran daya yang dihasilkan sebesar 2x750 kWh atau mampu melistriki 3.000 pelanggan.
Keberadaan PLTMH dengan memanfaatkan air terjun Merasap di Kecamatan Tujuh Belas, Kabupaten Bengkayang. PLTMH Merasap saat ini satu-satunya pembangkit dengan memanfaatkan air terjun di Kalbar.
Pada 2021 daya yang dihasilkan baru dikoneksikan dengan Sistem Kelistrikan Khatulistiwa. Sebelumnya, hanya dialirkan untuk menjangkau empat kecamatan, yakni Tujuh Belas, Sanggau Ledo, Seluas, dan Jagoi Babang.
"Jadi saat ini PLTMH ini sebagai pendukung Sistem Khatulistiwa," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Pemerintah terus mendorong untuk melakukan transisi energi dengan pemanfaatan EBT. Pemerintah menargetkan bauran energi sebesar 23 persen di tahun 2025. Ini menjadi komitmen nasional ke dunia yang harus kita capai untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan CO2. Hingga saat ini di Kalbar sudah memanfaatkan beberapa pembangkit dari bauran energi," ujar General Manager PLN UIW Kalbar Ari Dartomo di Pontianak, Selasa (23/11).
Ia menjelaskan daya listrik dari EBT tersebut baik dari sejumlah pembangkit yang dimiliki PLN, milik swasta/IPP (Independent Power Plant), dan lain-lain.
"Untuk contoh pembangkit yang terkoneksi di Sistem Khatulistiwa milik swasta, seperti PLTBM Sumber Rezeki di Wajok, PLT Biogas PT SEC di Sambas, sedangkan yang murni milik PLN ada PLTMH Merasap di Bengkayang. Kami terus berkomitmen terkait pemanfaatan bauran energi tersebut sehingga apa yang menjadi target dan harapan bersama terealisasi," kata dia.
Kapasitas daya listrik saat ini yang dihasilkan di Sistem Kelistrikan Khatulistiwa dari batu bara di Kalbar persentasenya mencapai 48 persen, dari pembangkit diesel sebesar 32 persen dan sisanya EBT.
Total daya mampu pasok di Sistem Kelistrikan Khatulistiwa saat ini mencapai 605,7 MW, sedangkan beban puncak yang terlayani 407,0 MM.
Hal itu, katanya, artinya ada surplus daya sebesar 198,7 MW. Kondisi ini membuat sistem kelistrikan stabil dan andal.
"Kami berharap dengan adanya surplus daya listrik ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya bagi para pelaku bisnis dan industri yang ada di Kalbar," katanya.
Satu di antara pembangkit dari EBT milik PLN yang saat ini terus eksis yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Merasap di Kabupaten Bengkayang. PLTMH yang diresmikan sejak 2010 memiliki keluaran daya yang dihasilkan sebesar 2x750 kWh atau mampu melistriki 3.000 pelanggan.
Keberadaan PLTMH dengan memanfaatkan air terjun Merasap di Kecamatan Tujuh Belas, Kabupaten Bengkayang. PLTMH Merasap saat ini satu-satunya pembangkit dengan memanfaatkan air terjun di Kalbar.
Pada 2021 daya yang dihasilkan baru dikoneksikan dengan Sistem Kelistrikan Khatulistiwa. Sebelumnya, hanya dialirkan untuk menjangkau empat kecamatan, yakni Tujuh Belas, Sanggau Ledo, Seluas, dan Jagoi Babang.
"Jadi saat ini PLTMH ini sebagai pendukung Sistem Khatulistiwa," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021